DPRD Desak Pemkot Perkuat PMI hingga Tingkat Kecamatan
ADVERTORIAL — Upaya menjaga ketersediaan darah di Kota Samarinda kembali mendapat sorotan positif melalui kegiatan penyerahan piagam penghargaan bagi para donor darah sukarela dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Palang Merah Indonesia (PMI) tahun 2025. Penyerahan penghargaan yang digagas PMI Provinsi Kalimantan Timur dan PMI Kota Samarinda ini sekaligus menjadi momentum penting untuk menilai kembali kesiapan daerah dalam memperkuat layanan kemanusiaan.
Dalam kegiatan yang berlangsung di GOR Segiri Samarinda tersebut, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, hadir memberikan dukungan sekaligus pandangan kritis terkait kebutuhan pendonor di kota ini. Ia menegaskan bahwa peran PMI sangat vital di tengah tingginya permintaan darah, yang rata-rata mencapai 100 pendonor setiap hari.

“Kami di DPRD sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan PMI. Dari data yang disampaikan, Samarinda membutuhkan minimal 100 pendonor per hari. Ini menunjukkan tingginya kebutuhan darah bagi pasien di rumah sakit,” ujar Sri Puji saat ditemui usai acara di GOR Segiri Samarinda, Kamis (13/11/2025).
Namun, kehadirannya di acara tersebut tidak hanya untuk menyampaikan apresiasi. Legislator dari Partai Demokrat itu juga menilai bahwa dukungan pemerintah terhadap PMI masih belum optimal, terutama terkait rencana pembentukan PMI hingga tingkat kecamatan. Menurutnya, komitmen tersebut tidak bisa berjalan tanpa dukungan fasilitas memadai.
“Saya melihat keterlibatan pemerintah masih kurang. Jika keinginan PMI harus dibentuk hingga tingkat kecamatan, mereka tentu butuh kantor atau sekretariat. Tidak cukup hanya ditempatkan begitu saja tanpa fasilitas,” tegasnya.
Ia menjelaskan, keberadaan sekretariat sangat dibutuhkan agar PMI kecamatan dapat menjadi pusat koordinasi cepat dalam kegiatan kemanusiaan, baik donor darah, penanganan bencana, maupun layanan sosial lainnya. Keterbatasan ruang dan fasilitas, katanya, dapat menghambat kinerja relawan di lapangan.
Selain persoalan fasilitas, Sri Puji juga mengangkat isu minimnya gerakan kolaborasi melalui forum Corporate Social Responsibility (CSR) di Samarinda. Padahal, forum tersebut dinilai efektif untuk mempertemukan dukungan sektor swasta dengan kebutuhan lapangan yang ditangani PMI.
“Kalau ada forum CSR yang dikelola dengan baik dan bekerja sama dengan Pemkot, kontribusinya pasti besar bagi kemanusiaan. Samarinda bisa mendapatkan hibah atau bantuan yang lebih terarah,” tuturnya.
Melalui momentum HUT ke-80 PMI ini, ia berharap semakin banyak pihak tergerak untuk terlibat dalam gerakan kemanusiaan. Dorongan terhadap pemerintah, komunitas, serta sektor swasta dianggap penting untuk memastikan layanan PMI semakin kuat.
“Kami ingin PMI lebih kuat, lebih siap, dan semakin berdaya dalam membantu masyarakat, serta dapat mengajak lebih banyak komunitas agar peduli, sehingga angka 100 pendonor itu bisa bertambah dan tidak sampai kekurangan,” tutupnya. []
Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum
