Otak Pembunuh Bendahara Koni KKU Tertangkap
KAYONG UTARA (Beritaborneo.com)-Misteri kematian Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kayong Utara (KKU), Ahmad Nurcholys, terungkap. Satuan Polisi Resor Bogor saat ini sudah menciduk terduga pelaku pembunuhnya.
Seperti diketahui, Ahmad Nurcholys sebelumnya ditemukan tewas terbungkus kain karung dengan tangan terikat di bawah jembatan Kampung Arca, Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Oleh pihak kepolisian, kematiannya diduga kuat karena dibunuh.
Kapolres Bogor, AKBP Iman Imanuddin pada Rabu (10/8), membenarkan bahwa pihaknya telah menciduk terduga pelaku pembunuhan Ahmad Nurcholys. Namun dia masih enggan menjelaskan secara detail karena akan segera menggelar rilis atas kasus tersebut.
“Alhamdulillah sudah (tertangkap), InsyaAllah segera kita ekspos (publish),” singkatnya.
Meski demikian, dari bahan keterangan (baket) yang diterima Beritaborneo.com dari sumber terpercaya pada Rabu (10/8), terkuak tentang informasi pelaku pembunuhan serta motifnya.
Dalam baket tersebut tertera ada empat orang terduga pelaku pembunuhan berencana yang telah diamankan, dimana salah satunya merupakan oknum anggota TNI. Mereka masing-masing berinisial AK, AA, DS dan RH.
Sertu AK yang merupakan oknum anggota TNI disebut menjadi otak atau perencana aksi pembunuhan berencana. Sementara AA, DS dan RH diibaratkan sebagai kelompok pembunuh bayaran. AK telah mengenal AA, DS dan RH kurang lebih tiga tahun yang lalu pada saat dirinya masih berdinas di Mabes TNI.
Bahan keterangan tersebut juga secara rinci menjelaskan motif dari aksi pembunuhan tersebut. AK diketahui mempunyai permasalahan hutang piutang dengan Ahmad Nurcholys yang kemudian dipanggil dengan nama Kholis, karena dirinya telah meminjam uang kepada Kholis sebesar Rp300 juta.
Dalam keterangan selanjutnya, Kholis yang merupakan Bendahara KONI KKU tersebut diketahui telah menggunakan uang anggaran KONI Kalbar untuk kegiatan pribadi sebesar Rp600 juta. Saat akan dilakukan audit keuangan, Kholis kebingungan untuk menggembalikan uang tersebut dan pada saat itulah Kholis teringat bahwa AK pernah meminjam uang darinya. Selanjutnya Kholis berniat menagih hutang tersebut kepada AK.
“Karena adanya permasalahan hutang piutang tersebut, AK kemudian mempunyai rencana menghabisi Kholis dengan mengajak serta AA, DS dan RH. AK merencakan pembunuhan tersebut dua minggu sebelum eksekusi,” tulis bahan keterangan tersebut.
Adapun kronologis kejadian pembunuhan dijelaskan bahwa AK memberi pekerjaan kepada AA untuk menghabisi seseorang dengan imbalan uang, selanjutnya AA menghubungi DS dan kemudian DS menghubungi RH.
Pada Kamis 28 Juli 2022 siang, AK menghubungi DS untuk menghabisi Kholis dengan imbalan uang Rp12 juta. DS pun sepakat untuk menghabisi Kholis dengan mengajak AA dan RH dengan imbalan Rp12 juta.
Pada Jumat 29 Juli 2022 pagi, AK memerintahkan DS untuk membeli karung goni, tali ripet dan buff penutup muka. Kemudian pada pukul 21.00 WIB, AK menjemput DS dengan menggunakan mobil Sigra di perempatan Mabes TNI Cilangkap, dimana saat itu RH dan AA sudah berada di dalam mobil, selanjutnya menuju ke Bogor.
Pukul 22.00 WIB, AK bersama tiga orang lainnya tiba di Bogor dan melakukan penjemputan terhadap Kholis di depan Alfamidi Semplak Bogor. Kholis dibawa masuk ke dalam mobil untuk melakukan perundingan di suatu tempat. Mobil tersebut menempuh rute dari Alfamidi Semplak – Tol BORR- Cibubur Junction- Jonggol.
Pada saat dalam perjalanan, mobil yang ditumpangi para pelaku dan korban berhenti dan mampir ke warung untuk beristirahat dan makan mie. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan posisi AA sebagai driver, AK di kursi belakang dan Kholis duduk di kursi tengah diapit oleh DS dan RH.
Di dalam mobil AK kemudian mengusulkan kepada Kholis untuk ke tempat pembuatan uang palsu yang berada di atas gunung untuk mencetak uang senilai Rp600 juta.
Dengan alasan tempat tersebut rahasia, Kholis harus ditutup matanya agar tidak bisa menghapal jalan dan juga harus diikat agar tidak berontak. Kholis pun menyetujuinya. Proses penutupan kepala serta pengikatan tangan dilakukan oleh DS.
Di tengah perjalanan tersebut atau pada Sabtu 30 Juli 2022 sekitar pukul 03.00 aksi penghilangan nyawa korban pun dilakukan. Kholis dipiting dari belakang oleh AK sampai korban hilang kesadaran. Saat itu AK dibantu oleh RH dan DS. Untuk memastikan korban sudah meninggal, RH kemudian mengikat tali ripet ke leher korban sebanyak tiga buah.
“Dalam keadaaan panik, AK kemudian memerintahkan kepada AA, DS dan RH untuk membuang jenazah Kholis (korban) di Sungai Cibeet, Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor,” tulis bahan keterangan tersebut.
Adapun barang bukti korban berupa tas yang berisi baju dihilangkan dengan cara dibuang. Sementara handphone dihancurkan serta laptop dibakar.
Masih dari bahan keterangan tersebut, AK saat ini tengah menjalani pemeriksaan oleh Reskrim Kabupaten Bogor dengan didampingi oleh Satpam.
Ketua KONI Kayong Utara, Daud Yordan, Rabu (10/8), membenarkan bahwa pihaknya telah mendapat informasi terkait tertangkapnya terduga pelaku pembunuhan rekannya dipengurusan KONI tersebut.
“Iya betul, terduga pelaku pembunahan salah satunya adalah oknum anggota TNI. Dia adalah juga anak didik saya sendiri di dunia tinju di Kalbar,” ungkap Daud.
Daud pun berterimakasih kepada aparat penegak hukum yang telah mengungkap kasus kematian Ahmad Nurcholys.
“Kita berterimakasih kepada aparat penegak hukum yang telah mengungkap kasus ini agar tak menjadi pertanyaan masyarakat, khususnya masyarakat Kayong Utara. Dengan terungkapnya kasus ini, diharapkan keadilan bisa ditegakkan,” ujar Daud.
Daud sebelumnya pada Minggu (31/7) lalu menyebut ada dugaan kuat tewasnya Nurcholys yang lahir di Pati pada 20 April tahun 1987 tersebut akibat dibunuh.
“(Dugaan) sementara motifnya memang dibunuh, ini bisa dilihat dari gambar yang beredar. Almarhum dalam kondisi diikat dan lehernya dijerat, kemudian dibuang ke jurang di daerah Bogor,” jelas Daud saat itu.
Selain itu menurut Daud, berdasarkan informasi yang ia dapat, pada saat pertama kali ditemukan juga tidak ditemukan identitas di tubuh almarhum. Hal ini juga yang menjadi semakin kuatnya adanya dugaan pembunuhan.
“Di tubuh korban itu tidak ditemukan identitas apapun. Kemungkinan sudah dibuang oleh pelaku,” tuturnya.
Daud menduga dugaan pembunuhan yang menimpa Nurcholys ada kaitannya dengan warisan keluarga almarhum. Pasalnya kata dia, beberapa waktu sebelum kejadian, almarhum sempat pamit kepada dirinya untuk Bogor.
“Saat itu saya sedang ada di Jakarta, kemudian saya izinkan dia berangkat ke Bogor. Waktu itu almarhum bilang ke Bogor untuk mengurus warisan. Almarhum ini sebenarnya yang saya tahu orang Pati, Jawa Tengah,” sebut Daud.
Sementara itu, Ketua KONI Kalbar, Fachrudin D. Siregar pada rabu (10/8) mengaku telah mendapat kabar terkait tertangkapnya terduga pelaku pembunuhan Nurcholys yang salah satunya merupakan oknum anggota TNI.
“Kita mengapresiasi kinerja aparat kepolisian yang berhasil menangkap terduga pelaku pembunuhan dan berharap kasus ini dapat segera terungkap,” ujarnya. (SP/rac)