Kalbar Peringkat Empat Ekspor Komuditas Pertanian
PONTIANAK (Beritaborneo.com)-Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalbar, Harisson mengungkapkan kinerja ekspor Kalbar terus mengalami peningkatan. Pada semester pertama 2022, ekspor Kalbar mengalami peningkatan sebesar 53,32 persen jika dibanding 2021 lalu.
Nilai ekspor hingga bulan Juni 2021 lalu tercatat sebesar USD 817,66 juta. Namun pada semester I tahun 2022 telah mencapai angka USD 1.253,64 juta.
Hal tersebut disampaikan Harisson saat menyampaikan paparan pada Webinar Peningkatan Ekspor di Provinsi Kalbar yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Provinsi Kalbar di Ruang Audio Visual Kantor Gubernur Kalbar, kemarin.
“Salah satu capaian yang sudah dihasilkan Kalbar adalah peningkatan ekspor di sektor pertanian yang membawa Kalbar menempati peringkat ke empat sebagai provinsi dengan kategori nilai peningkatan ekspor komoditas pertanian tertinggi se-Indonesia,” ujar Harisson.
Dirinya menyebutkan capian tersebut harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Diantaranya dengan pemetaan potensi ekspor yang dimiliki kabupaten kota di seluruh Kalbar. Terutama dengan memberdayakan kaum milenial guna membuka pasar ekspor baru.
Harisson juga memastikan pemerintah daerah bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berkomitmen akan mendukung pelaku usaha yang berorientasi ekspor, terlebih setelah diresmikannya Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak oleh Presiden RI pada 9 Agustus 2022 lalu, serta telah dibukanya kembali pintu ekspor melalui PLBN di perbatasan Kalbar yang mampu menyumbang lebih dari USD100 juta dengan lebih dari 90 jenis komoditi ekspor.
“Berdayakan teknologi informasi dan pasar digital secara optimal untuk membangun kemitraan,” katanya.
Hadir secara virtual dalam webinar tersebut, bupati dan wali kota di Kalbar, Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan RI, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kalbar, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Kepala Perangkat Daerah, para pelaku UMKM dan mahasiswa.
Sebelumnya, Kepala Kanwil Ditjen Kekayaan Negara (DJKN) Kalbar menjelaskan webinar ini sebagai upaya dalam memberikan kontribusi kepada Provinsi Kalbar dan memberikan informasi terkait pengelolaan DJKN dalam mendorong ekspor, termasuk produk UMKM, serta meningkatkan kapasitas UMKM.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan RI, menyambut baik dilaksanakannya webinar ini, sehingga stakeholders di Kalbar bisa mendapat informasi terkait peran Forum Pengembangan Ekonomi Daerah (FPED) dalam mendorong ekspor, termasuk semua produk UMKM, sehingga akan memberikan semangat bagi pelaku UMKM untuk dapat memantapkan usahanya mencapai level ekspor.
Lepas Ekspor
Beberapa waktu lalu, Harisson juga berkesempatan melepas ekspor komoditas pertanian Provinsi Kalbar sebanyak 19,1 ton senilai 162,6 miliar rupiah ke 11 negara yang dilakukan di pelabuhan Dwikora Pontianak.
Menurutnya pelepasan tersebut bisa menjadi momentum sinergi kerja antara Kementrian Pertanian dengan Pemerintah Provinsi Kalbar dalam akselirasi ekspor komoditas pertanian.
“Kita berharap adanya peningkatan ekspor baik dari volume, frekuensi, negara tujuan, jenis komoditas, maupun jumlah ekportir baru,” katanya.
Provinsi Kalbar sendiri kata Harisson memiliki potensi komiditas pertanian yang cukup tinggi. Beberapa produk unggulan pertanian Kalbar bahkan telah diekspor ke berbagai negara di dunia. Misalnya kelapa dan turunannya, karet sawit dan turunannya, lada, pasta durian, pinang, sarang burung walet, tepung tapioka dan lainnya.
“Kinerja eskpor kita walaupun ditengah pandemi covid-19 terus meningkat. Dari 2019, 2020 dan 2021 kinerja ekspor kita terus meningkat,” jelasnya.
Dikatakannya upaya peningkatan ekspor membutuhkan dukungan, sinergi dan koordinasi dari berbagai stakholder yang terlibat. Stakholder level bawah terutama pemangku kepentingan menurutnya harus saling mendukung agar bisa memperlancar kinerja ekspor. Dukungan tersebut juga harus datang dari berbagai sektor lain.
Misalnya untuk potensi pertanian tidak hanya dukungan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. Akan tetapi juga membutuh dukungan infrastruktur dan jalan produksi juga harus ditingkatkan. Sehingga nantinya akan semakin mudah untuk memproduksi produk pertanian.
“Dengan adanya program peningkatan ekspor tiga kali lipat saya rasa Kalbar bisa lebih asal semua stakholder bergerak, bersinergi dan berkolaborasi. Kalau ada hambatan harus bisa cepat diselesaikan pada level bawah,” jelasnya.
Sementara itu, Inspektur Jenderal Kementrian Pertanian Jan S Maringka menyebutkan Provinsi Kalbar memiliki potensi komoditas pertanian seperti kelapa, lada bahkan durian yang kedepan akan terus didorong untuk di ekspor.
Peningkatan ekspor komoditas pertanian menurutnya menunjukkan pertumbuhan ekonomi pertanian pada tingkat masyarakat berjalan baik.
“Ini menjadi catatan penting bagi kita bahwa krisis yang dihadapi berbagai negara namun tidak begitu berdampak pada sektor pertanian. Di tengah pandemi covid 19 ekspor pertanian kita justru meningkat,” ucap Inspektur Jenderal Kementrian Pertanian Jan S Maringka.
Dirinya menyebutkan melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) Kementrian Pertanian mendorong surplus yang dimiliki hasil pertanian dapat untuk diekspor.
Seperti diketahui realisasi ekspor pertanian nasional selalu mengalami peningkatan dari 390,16 T pada 2019. Lalu naik menjadi 451, 77 T pada 2020 dan meningkat menjadi 625,04 T pada 2021.
“Kita harapkan pada 2022 ini tetap seperti yang kita harapkan. Ini merupakan upaya pemulihan ekonomi nasional yang bisa dirasakan masyarakat terutama yang berkerja disektor pertanian,” pungkasnya. (rac)