Adipura Lebih Susah dari WTP
Piala Adipura yang selama kurang lebih 18 tahun menjadi impian Kukar, pada Kamis (5/6) diterima Bupati Rita Widyasari di Istana Wakil Presiden di Jakarta. Pada Sabtu (7/6), piala tiba di Tenggarong. Dibawa Bupati Rita menggunakan helikopter dari Balikpapan, mendarat di halaman Kantor Bupati Kukar.
Turun dari helikopter, Bupati menyerahkan Piala Adipura kepada Ketua Forum Kukar Sehat (FKS) Abrianto Amin, selanjutnya diarak ke Pendopo Odah Etam. Diiringi berbagai komunitas masyarakat, seperti tim marching band dan Pasukan Kendaraan Bermotor (Patmor) Satpol PP, hingga komunitas motor besar, Piala Adipura dibawa menuju halaman BPD Kaltim dengan mobil bak terbuka.
Di sana, telah menunggu pasukan kuning, pelajar, anggota, dan pengurus FKS. Juga ada Anggota Satuan Tugas (Satgas) Adipura, para pegawai beberapa SKPD, komunitas motor besar, komunitas Orang Indonesia (OI), dan tak ketinggalan talent dari Tenggarong Kutai Carnival (TKC). Juga dihibur kesenian Kuda Kepang, turut mengarak Piala Adipura menuju Pendopo Odah Etam berjalan kaki.
Sepanjang perjalanan menuju pendopo, antusiasme masyarakat menyaksikan arakarak Piala Adipura tak terbendung. Apalagi selama kurang lebih 18 tahun hanya menyaksikan tugunya di Tenggarong. Setiba di Pendopo Odah Etam, Piala Adipura diserahkan kembali kepada Bupati Rita Widyasari, didampingi Sultan Salehuddin II, Dandim 0906 Letkol Inf Frits Wilem Rizard Pelamonia, serta Kapolres Kukar AKBP Abdul Karim.
Penyerahan disaksikan ratusan masyarakat turut menyambut Piala Adipura. Bupati Rita mengatakan, mendapatkan kembali Adipura setelah sekian lama absen di Kukar, tidaklah mudah. Banyak hal harus dibenahi dan diubah. “Saya pikir, mendapatkan WTP itu susah. Ternyata, justru mendapatkan Adipura lebih susah. Banyak hal harus diubah.
Contohnya rumah sakit, tempat pembuangan sampah, tempat pemrosesan akhir (TPA), kampung tanjung digusur, pembuangan limbah, dan masih banyak lagi. Perlu tiga tahun merubah semua ini,” kata Rita. Rita menambahkan, diperolehnya Piala Adipura berarti Tenggarong merupakan kota yang sangat layak dihuni. Sebagaimana arti Adipura, yaitu tempat baik atau bagus, unggul indah, dan bersih serta enak ditempati. “Saya berharap Adipura menjadi motivasi masyarakat Kukar selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Selanjutnya mempertahankan Adipura karena saya bercita-cita mendapatkan Adipura Kencana, seperti kota-kota lain,” harap Rita. Ke depan, imbuh Rita, kegiatan bersihbersih kota dilakukan tiap bulan. Tidak lagi tiga bulan sekali seperti yang lalu. Mengingat, Tenggarong telah mendapatkan Adipura, ke depan tak dapat lagi mengikuti lomba kecamatan bersih.
“Ya, Tenggarong tidak boleh lagi diikutkan karena levelnya sudah tingkat nasional. Saya akan tetap melakukan penilaian-penilaian terhadap SKPD, kecamatan, sampai kelurahan dan desa,” tegas Rita. [] RedFj/KP