Mengenal Komunitas Sky Jumper di Balikpapan
Sekelompok anak muda di Lapangan Merdeka Balikpapan, kemarin (22/6) pagi menyita perhatian orang. Bagaimana tidak, delapan pria yang tergabung dalam komunitas Sky Jumper Balikpapan ini, berjalan, melompat, dan berlari menggunakan jumping stilt.
Sekilas alat olahraga yang dipakai ini mirip dengan egrang. Jika egrang terbuat dari kayu atau bambu, peralatan jumping stilt tersebut terbuat dari besi dengan pijakan dan pegas. Dengan bantuan alat ini, para pemain bisa melangkah dan melompat hingga setinggi dua meter, berlari dengan kecepatan 30 km/jam serta melakukan lompatan ekstrem lainnya.
Tidak hanya memacu adrenalin, Ketua Komunitas Sky Jumper Balikpapan, Eko Triswanto menjelaskan, olahraga ini bermanfaat untuk membakar kalori yang cukup banyak. Selain itu, manfaat lainnya yakni meningkatkan kerja otak, konsentrasi, dan keseimbangan tubuh.
“Alternatif yang sangat baik bagi yang ingin membentuk tubuh lebih proporsional, bermain sky jumper secara rutin bisa menguatkan otot perut dan mengencangkan kaki. Olahraga ini cukup menguras keringat,” terangnya kepada wartawan.
Cara memainkan alat jumping stilt ini diperlukan pemanasan sebelum bermain. Peregangan otot bagian leher, lengan, punggung, dan kaki perlu dilakukan untuk mengurangi cedera.“Selain pemanasan, standar safety perlu diperhatikan. Pelengkap pengamanan sama seperti sepatu roda. Misalnya, knee pad, hand protector, helm, serta sepatu supaya kaki tidak lecet,” paparnya.
Di Kota Minyak, penghobi olahraga ini masih jarang. Hanya ada satu komunitas dengan jumlah anggota 12 orang. Tapi yang aktif berkumpul baru 10 orang. Eko menyebut, peminat di Balikpapan sedikit karena olahraga ini masuk dalam kategori ekstrem.
Selain itu, harga sepasang alat jumping stilt cukup mahal. “Satu set jumping stilt berkisar Rp 1,5 juta sampai Rp 6 juta. Memang cukup mahal, tapi kalau sudah mahir enggak sayang juga untuk mengeluarkan kocek yang berlebih demi kepuasan hati,” tuturnya.
Belajar sky jumper memang susah-susah gampang. Bagi pemain pemula, kata Eko, memerlukan waktu lama supaya terampil memainkan alat ini. Dengan syarat harus serius dan bukan main-main.
“Persentase susah dan gampang itu 50:50 buat pemula, jika serius. Tapi kalau mau coba-coba saja pasti lama. Untuk belajar berdiri saja bagi yang serius dalam waktu satu hari juga sudah bisa,” terangnya. [] RedHP/KP