Proyek Flyover Ikut “Puasa”
Perkembangan proyek flyover (jalan layang) Jalan Juanda-AW Sjahranie di Simpang Air Hitam masih dua persen. Lalu lintas yang padat serta minimnya jalur alternatif sebagai pemecah kemacetan ketika pengerjaan berlangsung, membuat pemkot berpikir keras.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Flyover Air Hitam, Hilmi Tauvani, kemarin (30/6) mengatakan, hal yang perlu dicarikan solusinya saat ini bagaimana mengurai kemacetan ketika alat-alat berat mulai turun melakukan pembangunan. “Apalagi saat ini puasa dan mau Lebaran. Yang jelas saat ini kami belum berani action di lapangan dulu. Di situ jalur macet, lalu lintas kendaraan mau dikemanakan untuk mengurai kemacetan?” ungkapnya. Sebenarnya, lanjut dia, telah dilakukan pembahasan yang melibatkan Dinas Perhubungan (Dishub) dan Polantas perihal rekayasa lalu lintas dan pemasangan rambu. Tindak lanjut dari pertemuan itu dilakukan pada Agustus nanti.
“Ya progresnya baru dua persen. Masih sedikit. Setelah Lebaran nanti baru kami action, kerja siang-malam. Saat ini masih fokus pemasangan rambu dan sosialisasi,” katanya. Meskipun belum bersedia membeber progres yang harus dicapai dalam sebulan, Hilmi optimistis flyover dengan lebar 9 meter, tinggi 5,2 meter dan memiliki panjang 621 meter itu rampung tepat waktu. Apalagi saat ini beberapa item pengerjaan seperti rangka badan dan lantai sedang tahap pengerjaan di Jawa Timur. Borlog atau pengecekan lahan yang dilakukan beberapa hari lalu pun telah rampung namun hasilnya belum diketahui. “Uji kualitas tanahya masih di lab. Belum diketahui. Tetapi tidak terlalu berpengaruh,” ujarnya.
Selain faktor lalu lintas, flyover Air Hitam menyimpan persoalan terkait pembebasan lahan di segmen Jalan Juanda. Ada 60 bidang lahan yang mencapai 4.400 meter persegi akan dibebaskan Pemkot Samarinda, namun hingga kini pembebasan lahan tidak kunjung rampung lantaran terkendala siapa pemilik lahan. [] RedFj/KP