Darurat Kreak, Disdik Kota Semarang Ajak Orang Tua Awasi Anak di Malam Hari
SEMARANG – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang memberikan imbauan kepada seluruh pelajar di wilayahnya untuk membatasi kegiatan di malam hari. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi segala kondisi membahayakan menyusul maraknya gangster atau yang kerap disebut Kreak di Kota Semarang.
Sekretaris Disdik Kota Semarang, Erwan Rachmat, mengatakan imbauan tidak keluar malam merupakan hasil Focus Group Discussion (FGD) yang diikuti oleh seluruh kepala sekolah (kepsek) bersama Polrestabes Semarang, pada Jumat (20/9/2024) kemarin.
Bahkan sekolah-sekolahan yang berada di satuan pendidikan Kota Semarang secara bersamaan dan kompak membuat flayer imbauan agar orang tua dapat memastikan putra-putrinya tidak keluar malam. Hal ini supaya siswa-siswi tidak menjadi pelaku maupun korban tindak kejahatan yang melibatkan gangster atau kreak, singkatan dari kere mayak, yang merasahkan warga Kota Semarang.
“Jadi imbauan ini tidak ada batasannya, kita harus selalu mengedukasi anak-anak dan orang tua. Khususnya di hari Sabtu, Minggu, atau malam hari misal tidak ada kegiatan tidak terlalu penting atau urgent, tidak perlu keluar,” kata Erwan saat dikonfirmasi Esposin, Senin (30/9/2024).
Upaya pencegahan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang dialami mahasiswa Udinus Semarang, Disdik Kota Semarang mendorong semua elemen membantu dan bertanggungjawab terhadap moralitas para remaja.
“Anak-anak itu biasa keluar [malam] pada hari Jumat, Sabtu, Minggu. Hari-hari itu kan memang tidak kegiatan besok harinya. Jadi kita harus mengantisipasi, tapi tidak bisa jika hanya mengandalkan Disdik dan Polrestabes Semarang saja,” terangnya.
Diakuinya, remaja yang terlibat dalam aksi tawuran antargangster kebanyakan telah putus sekolah. Untuk itu, dia menawarkan kepada mereka sekiranya ingin kembali melanjutkan pendidikan.
“Kami berharap para camat, lurah, RT, RW bisa melakukan pendataan terhadap jumlah anak yang tidak sekolah. Sekiranya mereka mau mengikuti pembelajaran kembali, nanti kami arahkan mereka untuk mengikuti pendidikan kesetaraan,” ungkapnya.
Disinggung berapa banyak anak-anak di Kota Semarang yang putus sekolah, Erwan mengaku masih perlu melakukan pendataan secara terperinci.
Setelah itu pihaknya bakal berkolaborasi dengan para guru penggerak untuk menanamkan moral kepada anak-anak tersebut. Sebab mencegah berbagai bentuk kenakalan remaja merupakan tanggungjawab Disdik Kota Semarang.
“Tapi jangan sampai adanya imbauan ini justru menimbulkan ketakutan. Saya yakin kondisi di Kota Semarang ini akan lebih baik dan itu [kenakalan remaja] bisa diantisipasi dengan berbagai hal,” tukasnya. []
Nur Quratul Nabila A