Sukoharjo Dinyatakan bebas PMK, Pemkab Perketat Pengawasan Jelang Idul Adha

SUKOHARJO — Menjelang perayaan Hari Raya Iduladha 1446 H, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo mengumumkan bahwa wilayahnya telah dinyatakan bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Kepastian ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno, saat meninjau aktivitas di Pasar Hewan Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Kamis (8/5/2025).

“Laporan kasus PMK mengalami penurunan drastis. Bahkan sejumlah kasus yang sempat terindikasi sudah kami tangani secara tuntas. Dalam beberapa waktu terakhir, tidak ditemukan laporan kasus baru. Sukoharjo kini dapat dikatakan berada dalam status zero PMK,” ujar Bagas.

Kondisi ini menjadi kabar baik bagi masyarakat, khususnya menjelang Iduladha yang identik dengan peningkatan permintaan hewan kurban. Untuk menjaga status bebas PMK, pemerintah daerah terus memperketat pengawasan terhadap lalu lintas ternak, terutama di titik-titik strategis seperti Pasar Hewan Bekonang.

Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo juga meningkatkan frekuensi pemeriksaan kesehatan ternak, baik terhadap hewan yang keluar maupun yang masuk ke wilayah tersebut.

“Kami ingin memastikan bahwa semua ternak kurban dalam kondisi sehat dan layak secara syar’i,” imbuh Bagas.

Selain PMK, pihaknya juga memantau keberadaan penyakit lain yang berpotensi membahayakan konsumen, seperti cacing hati. Penyakit ini, menurut Bagas, kerap ditemukan akibat pemberian pakan hijauan yang terkontaminasi serta sanitasi kandang yang kurang baik.

“Kami aktif melakukan pemeriksaan langsung ke kandang-kandang peternak. Penyakit cacing masih kami temukan dan menjadi perhatian karena dampaknya bisa sampai ke manusia,” jelasnya.

Upaya vaksinasi PMK juga masih terus dilakukan melalui berbagai program, baik yang bersifat mandiri maupun layanan gratis yang difasilitasi oleh pemerintah. Pengusaha peternakan swasta juga diberi kesempatan untuk mengakses layanan vaksinasi dengan mengajukan permohonan ke dinas terkait.

Sementara itu, geliat aktivitas di pasar hewan mulai meningkat seiring melonjaknya permintaan hewan kurban. Kuncoro, seorang pedagang sapi asal Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, menyampaikan bahwa jenis sapi seperti simental, limusin, dan PO dengan kisaran harga Rp20 juta hingga Rp25 juta sangat diminati.

“Permintaan sudah naik sejak Idulfitri lalu. Sekarang pembeli banyak mencari sapi jantan untuk kurban,” ungkapnya.

Dengan langkah antisipatif yang dilakukan pemerintah dan tingginya kesadaran peternak akan kesehatan ternak, Pemkab Sukoharjo optimistis pelaksanaan kurban tahun ini dapat berjalan lancar tanpa kekhawatiran akan penyebaran penyakit hewan. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *