Agus Suwandy: Fokus pada Oknum, Bukan Ormas

SAMARINDA – Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Agus Suwandy, mengingatkan agar tindakan kekerasan atau pemerasan yang melibatkan anggota organisasi masyarakat (ormas) tidak langsung dikaitkan dengan organisasi tersebut. Menurutnya, tindakan tersebut lebih merupakan ulah oknum individu, dan tidak mencerminkan tujuan atau prinsip dasar organisasi tersebut.
“Jangan pernah menggeneralisasi tindakan yang dilakukan oknum sebagai representasi ormas. Tidak ada ormas yang secara organisasi mendukung perilaku premanisme. Ketika ada tindakan yang tidak sesuai dengan norma, itu adalah tindakan oknum, bukan organisasi,” jelas Agus kepada awak media di Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Kaltim, Samarinda, pada Sabtu (07/06/2025).
Agus menegaskan bahwa setiap ormas yang terdaftar secara sah memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang mengatur segala aktivitas dan tidak membenarkan perilaku kekerasan atau intimidasi dalam kegiatan mereka. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menilai tindakan yang terjadi dan tidak langsung menyalahkan ormas hanya karena oknum yang berbuat salah.
“Jika ada oknum yang terlibat dalam tindakan kekerasan atau intimidasi, yang perlu disorot adalah individu tersebut, bukan organisasi secara keseluruhan,” tambah Agus, yang juga menjabat sebagai anggota DPRD dari daerah pemilihan Samarinda.
Lebih lanjut, Agus juga memberikan apresiasi kepada ormas di Kaltim yang selama ini berkontribusi positif dalam menjaga keamanan dan mendukung pembangunan daerah. Menurutnya, meskipun di beberapa daerah terdapat oknum-oknum yang terlibat dalam praktik premanisme, kejadian seperti itu di Kaltim tergolong sangat sedikit. “Ormas di Kaltim memiliki peran positif dalam membangun daerah. Tidak banyak oknum yang terlibat dalam tindakan premanisme di sini,” ujar politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini.
Agus kemudian mengimbau agar masyarakat lebih bijaksana dalam menyikapi peristiwa yang melibatkan ormas. Ia menegaskan pentingnya melakukan verifikasi fakta agar tidak terjadi kesalahpahaman atau penggeneralisasian terhadap ormas hanya karena perilaku beberapa oknum. “Sangat penting untuk tidak langsung mengaitkan kesalahan individu dengan organisasi. Kita harus menjaga kedamaian sosial dan menghormati satu sama lain,” kata Agus.
Terkait dengan penegakan hukum, Agus menegaskan bahwa hukuman harus diberikan secara adil kepada siapa saja yang melanggar aturan, tanpa memandang latar belakang organisasi mereka. Namun, ia juga mengingatkan agar penegakan hukum tetap objektif dan menghormati keberadaan ormas yang sah di masyarakat. “Hukum harus ditegakkan dengan tegas dan adil, tanpa diskriminasi terhadap ormas yang sah. Keadilan sosial dan harmoni antarwarga adalah hal yang paling penting,” tutupnya.
Penulis: Selamet