Badai Dahsyat dan Banjir Kepung Amerika Serikat, 21 Orang Meninggal Dunia

HOUSTON – Bencana alam berskala besar kembali melanda wilayah Amerika Serikat bagian barat tengah dan selatan.

Sedikitnya 21 orang dilaporkan meninggal dunia akibat badai hebat yang disertai banjir besar dan sejumlah tornado, sejak Rabu (2/4/2025).

Data korban tersebut dihimpun dari berbagai negara bagian dan dilaporkan oleh NBC News pada Senin (7/4/2025) waktu setempat.

Wilayah paling terdampak adalah Tennessee, yang mencatat korban jiwa tertinggi dengan 10 orang tewas.

Diikuti Missouri dengan tiga korban, masing-masing dua orang di Kentucky, Georgia, dan Indiana, serta satu korban jiwa di Arkansas dan Mississippi.

Korban yang meninggal dunia berasal dari berbagai kalangan usia dan latar belakang.

Di antaranya seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang tersapu banjir saat hendak berangkat ke sekolah di Kentucky, serta dua orang yang tewas tertimpa pohon tumbang di lapangan golf di Georgia.

Di Arkansas, seorang anak berusia 5 tahun ditemukan tewas di dalam rumah yang hancur akibat badai. Sementara di Missouri, seorang relawan pemadam kebakaran berusia 16 tahun kehilangan nyawa setelah terlibat kecelakaan lalu lintas saat merespons laporan penyelamatan banjir.

Jonathan Porter, Kepala Bidang Meteorologi di AccuWeather, menyatakan bahwa kerugian ekonomi akibat badai dan banjir ini diperkirakan mencapai 80 hingga 90 miliar dolar AS.

Ia menekankan bahwa sebagian besar kerusakan properti kemungkinan besar tidak tercakup dalam polis asuransi standar, kecuali jika pemilik memiliki perlindungan khusus untuk banjir.

“Hanya pemilik yang memiliki asuransi banjir yang dapat mengklaim kerugian. Sebagian besar lainnya akan menanggung kerugian sendiri,” ujar Porter.

Hingga Senin pagi, sedikitnya 18 titik pengukuran mencatat kondisi banjir besar di kawasan tengah AS, sementara 256 lokasi lainnya berada dalam status siaga banjir.

Beberapa sungai besar seperti Sungai Ohio, Mississippi, dan anak-anak sungainya, terus mengalami peningkatan debit air.

Para pakar meteorologi menyebut curah hujan selama empat hari terakhir tergolong ekstrem dan langka, hanya terjadi satu kali dalam 100 hingga 1.000 tahun menurut catatan historis.

Volume hujan yang mencapai 20 hingga 40 sentimeter telah menyebabkan limpasan air yang signifikan, memicu banjir yang diperkirakan akan berlangsung selama beberapa pekan ke depan.

Kondisi cuaca buruk tersebut dikaitkan dengan suhu hangat yang tidak lazim, atmosfer yang tidak stabil, serta uap air dalam jumlah besar yang mengalir dari Teluk Meksiko—faktor-faktor yang memicu pembentukan badai hebat.

Pemerintah setempat masih berupaya melakukan evakuasi, penyelamatan, dan penanganan dampak bencana, sembari mengimbau warga untuk tetap waspada menghadapi kemungkinan bencana susulan. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *