Kecelakaan Laut Udara Sering Terkendala Alat Komunikasi

perahu-tenggelamKasus kapal terbalik dan pesawat terbang yang jatuh bahkan menghilang tak jelas rimbanya hingga kini, mengilhami Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Apalagi musibah kecelakaan pelayaran dan penerbangan di wilayah Indonesia khususnya di kawasan Indonesia Tengah dan Timur terbilang tinggi.

Potensi musibah semakin tinggi, sebab Basarnas menilai sangat banyak operator pelayaran dan penerbangan di Indonesia yang belum dilengkapi peralatan jenis Radio Beacon. Peralatan ini sangat penting karena bagian dari segmen komponen sistem cospas-sarsat bersama segment satelit dan segmen ground.

“Radio Beacon ini wajib dimiliki. Apalagi peralatan ini sebagai sistem pendeteksi dini dan memudahkan sekaligus mempercepat Basarnas dalam pencarian jika terjadi musibah,” kata Direktur Komunikasi Basarnas, Sutono ST SSiT, usai sosialisasi sistem deteksi dini wilayah Kaltim, Selasa (3/6).

Sutono menjelaskan sosialisasi sistem deteksi ini sangat penting. Bukan hanya bagi operator pelayaran dan penerbangan, tetapi bagi Basarnas. Apalagi jika sistem yang digunakan terdaftar di Basarnas. “Bukan hanya mempermudahkan pengerahan unsur SAR. Upaya penyelamatan dan evakuasi korban jika bisa dilakukan segera. Semoga ini bisa dipahami bersama akan pentingnya sistem deteksi dini ini,” tegas Sutono.

Dengan kelengkapan peralatan Radio Beacon itu, sosialisasi menjadi langkah terpenting selanjutnya yang harus dipahami seluruh operator pelayaran dan penerbangan, TNI, Polri, perusahaan BUMN, BUMD, swasta, Pelra, Insa seluruh kepala Kantor SAR di Indonesia Tengah dan Timur.

“Sosialisasi ini sudah yang kedua di 2014 ini. Sebelumnya yang pertama dilaksanakan Mei lalu di Jakarta dan mendapatkan apresiasi dari SAR dan instasi terkait pelayaran dan penerbangan,” jelas  Sutono.

Bukan hanya menjelaskan secara detail tentang Radio Beacon, narasumber yang dihadirkan Basarnas juga merincikan materi tentang registrasi Beacon dan peralatan deteksi dini, sistem operasi SAR, penggunaan Emergency Locator Trasmitter (ELT), penggunaan Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB) dan pemanfaatan EPIRB pada transportasi sungai.

ELT sendiri biasanya digunakan pesawat terbang , fungsinya dapat memancarkan sinyal darurat dengan baik sehingga dapat mengirim signal tempat atau lokasi di mana pesawat tersebut mengalami distress atau musibah ke Local User Terminal (LUT) negara terdekat. Sementara EPIRB fungsinya sangat penting disaat kapal mengalami masalah.

Untuk memberikan pemahaman kepada 150 peserta sosialisasi, Basarnas menghadirkan narasumber berkompeten di antaranya Kasi Pemeliharaan Peralatan Direktorat Komunikasi Basarnas Jakarta, Doddy Setiawan ST dan Kepala Dishub Kaltim H Zairin Zain yang diwakili Kasi Prasarana Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP). [] RedFj/BP