Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere Ditutup Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

SIKKA — Bandar Udara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali ditutup sementara akibat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.
Penutupan ini merupakan perpanjangan dari kebijakan sebelumnya, dengan mempertimbangkan aspek keselamatan penerbangan yang terancam oleh sebaran abu vulkanik di jalur penerbangan.
Keputusan penutupan bandara tersebut sesuai dengan NOTAM (Notice to Airmen) Aerodrome Closed Nomor C0894/24 NOTAMN, yang menyatakan bahwa bandara ditutup sejak Senin, 7 Juli 2025 pukul 09.00 Wita hingga Selasa, 8 Juli 2025 pukul 06.00 Wita.
Namun hingga Selasa pagi, operasional bandara belum dapat dibuka kembali. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Fransiskus Xaverius Seda, Partahian Panjaitan, saat dihubungi Kompas.com.
“Hari ini masih tutup,” ujar Partahian, Selasa (8/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa abu vulkanik yang tersebar di jalur pendekatan dan area sekitar bandara sangat membahayakan keselamatan penerbangan, sehingga aktivitas operasional dihentikan sementara waktu.
Gunung Lewotobi Laki-laki yang memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) tercatat mengalami beberapa kali erupsi besar.
Pada Senin (7/7/2025), letusan terjadi dua kali, masing-masing pada pukul 11.05 Wita dan 19.32 Wita. Letusan disertai suara gemuruh yang kuat, serta lontaran material vulkanik berupa abu, pasir, kerikil, dan batu, dengan kolom erupsi mencapai ketinggian hingga 18 kilometer.
Erupsi kembali berlanjut pada Selasa dini hari. Dalam periode pukul 00.00 hingga 06.00 Wita, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat dua kali gempa letusan dengan amplitudo 7,4–14,8 mm dan durasi 63–191 detik.
Selain itu, terekam pula dua kali gempa guguran, satu kali gempa embusan, satu kali gempa low frequency, tiga kali gempa vulkanik dalam, serta dua kali gempa tektonik jauh, menandakan bahwa aktivitas vulkanik gunung tersebut masih sangat tinggi.
Selain menutup bandara, pemerintah daerah dan instansi terkait juga mengimbau warga di sekitar kawasan terdampak untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya lainnya seperti hujan abu, hujan kerikil, dan banjir lahar hujan.
Dalam kejadian sebelumnya, abu vulkanik dari Gunung Lewotobi dilaporkan telah mengganggu aktivitas masyarakat dan memaksa puluhan mahasiswa peserta KKN untuk dievakuasi.
Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan Bandara Fransiskus Xaverius Seda akan kembali beroperasi.
Pihak bandara masih menunggu perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki dan rekomendasi resmi dari PVMBG serta otoritas penerbangan sipil. []
Nur Quratul Nabila A