Beras Sintetis Jangan Resahkan Masyarakat

Beras Sintetis Jangan Resahkan MasyarakatBANJARMASIN – Ketua DPRD Kalimantan Selatan Hj Noormiliyani Abrani Sulaiman meminta, persoalan beras sintetis atau palsu yang belakangan terkuak, jangan sampai meresahkan masyarakat atau konsumen di provinisnya itu.

Oleh sebab itu, pihak-pihak berwenang/terkiat persoalan beras tersebut agar sesegera mungkin turun tangan guna mengantisipasi supaya jangan menimbulkan korban, ujarnya di Banjarmasin, Jumat.

Namun “Srikandi” Partai Golkar itu berkeyakinan persoalan beras sintetis sebagaimana pada beberapa daerah lain tidak akan terjadi di Kalsel yang juga sebagai penyangga ketahanan pangan nasional.

“Walau terjadi juga, relatif kecil. Tapi saya berharap tak akan terjadi,” ujar istri H Hasanuddin Murad (Bupati Barito Kuala/Batola,Kalsel) seraya mengimbau semua lapisan masyrakat di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut agar selalu mewaspadai.

Pasalnya, menurut dia, Kalsel dengan penduduknya kini mencapai empat juta jiwa, merupakan daerah surplus beras, sehingga untuk mendatangkan komoditi tersebut juga relatif kecil.

Kalaupun mendatang beras dari luar Kalsel, selain melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) yang pasti terjamin keasliannya, juga pedagang yang tentunya cukup selektif guna menjaga citra mereka.

Begitu pula beras yang pedagang datangkan ke Kalsel dalam bentuk kemasan dan sudah ternama, seperti Rojolili, Pandan Wangi, sehingga tidak diragukan lagi keasliannya.

“Alhamdulillah sampai ini tak ada temuan beras sitetis tersebut di daerah kita. Kita berharap tak akan,,” tutur putri almarhum Kolonel Infantri H Abrani Sulaiman (Gubernur Kalsel tahun 1960-an) itu.

Sedangkan Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin sudah memerintahkan kepada dinas/instansi terkait tingkat provinsi dan kabupaten/kota supaya segera memantau dan menindaklanjuti terhadap persoalan beras sintetis tersebut.

Selain itu, meminta dinas/instansi terkait, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Bulog agar segera mengambil langkah-langkah antisipasi atas kemungkinan munculnya persoalan beras palsu tersebut. [] ANT