Berkata Kurang Pantas di Depan Sopir LDT Pengangkut Tanah Disposal, Sopir Bereaksi Tutup Jalan

UNRAS : Sopir light dump truk (LDT) roda 6 beraksi menuntut PT Acset Maincont mempekerjakan mengangkut disposal, Rabu (6/12/2023), (Foto : Mis/Rac)

PROBOLINGGO-Sopir light dump truk (LDT) roda 6 beraksi menuntut PT Acset Maincont yang melaksanakan paket 2 pekerjaan pengurugan proyek strategis nasional (PSN) tol Probowangi dengan memalangkan parkir LDT di pintu masuk PSN, kegiatan ini menyebabkan penumpukan kendaraan Dump Truk Besar di jalan Besuk. Aksi ini mencuat setelah adanya  pelarangan para sopir LDT ini untuk mengangkut disposal tanah urug di Desa Sumberan Kecamatan Besuk. Rabu, (6/12/23).

“Kita sudah 3 hari ini tidak kerja, sudah 3 hari kami tidak mendapatkan pemasukan”, ujar Zainuddin seorang sopir LDT.

“Awalnya kami dulu sudah bekerja untuk ngirim selama 1 bulan lebih, terus kami di berhentikan oleh PT Acset melalui oknum (Ik) Deputi JM, itupun mengatakannya dengan kurang pantas dan seolah mengintimidasi di depan sopir-sopir”, jelas Adi sopir LDT.

“Dengan adanya dump truk besar justru memperlambat biasanya ngisinya cepat, malah lambat, bahkan yang didahulukan tronton, lebih baik kita mengeluarkan tronton itu saja dan pakai LDT, pengisiannya kan banyak pak untuk DT besar, otomatis pengisiannya lambat dan lagi jalannya lebih pelan untuk akses jalan kecil kayak gini, kan tidak mungkin tronton untuk masuk ke daerah pemukiman warga, sedangkan tanah pembuangan tanah disposal itu warga banyak membutuhkan dan juga jarak tempuhnya untuk pembuangannya itu kan jauh untuk DT besar, kalau DT kecil kan cuma dekat di sini ada pembuangan ke warga juga bisa masuk, kalau tronton enggak bisa untuk masuk ke warga”, ujarnya.

“Saya parkir mobil di tengah jalan saya nggak demo pak, saya cuma numpang parkir, maaf ya ini bahasanya lebih halus saya numpang parkir loh, orang numpang parkir kan harusnya tau kenapa harus menghentikan mobil, mereka kan harus bertanya loh kenapa kok sampai di parkir di apa?, masalahnya adalah lapar”, ungkapnya lagi.

“Kemarin kita sudah ketemu pihak kontraktor dan alot, tidak ada solusi buat kami, kami hanya diberi solusi untuk membiayai dulu dan diberi pembayaran, satu minggu bisa 4 minggu kan gila itu namanya, sedangkan disisi lain, ada yang mampu membayari kami, tiap hari kita dibayar cash karena sopir-sopir rata-rata orang miskin tidak punya ATM, ATM mereka dipegang istrinya”, ujar Zainuddin sopir light truk lainnya.

Selanjutnya para sopir itu yang kebanyakan adalah putra daerah kabupaten Probolinggo menuju jalan yang diblokade oleh LDT.

Ketua Harian Ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIP) Apung ketua harian yang mengaku menerima aduan dari para sopir mengatakan, “Sekarang katanya disuruh apa?, maksudnya apakah ini ada oknum atau PT yang ada intervensi kepada kita atau sengaja mau apa?, apakah namanya mau menyingkirkan kita sebagai pribumi?,  orang PT sama oknum ini jangan berdalih PSN, ini orang pribumi yang lapar, ya tutup saja semuanya”, tegasnya.

“Saya tidak menyuruh melakukan ini, saya sekarang konteksnya hanya ngecek takut ada apa-apa, karena temen-temen turun di sini murni gerakan sendiri, kalau sampai hari ini tidak ada kejelasan, saya harus di depan, kita akan bersurat, karena baru tadi malam saya menerima pengaduan dari teman-teman sopir, seperti apa dan apa yang sebenarnya dikeluhkan dan juga apa ya menjadi alasan dari teman-teman sopir ini turun ke jalan”, jelasnya lagi.

Kemudian Apung lanjut berorasi didepan light dump truk yang diparkir menyilang di pintu masuk tol.

“Mereka para sopir ini merasa disingkirkan oleh oknum dari PT ini, saya kaget sebenarnya karena tadi pagi teman-teman para sopir ini menelpon saya, di sini mereka hanya menyuarakan agar haknya sebagai warga Kabupaten Probolinggo untuk bisa kembali bekerja”, serunya.

“Harapan dari para sopir yang beraksi hari ini adalah ada respon dari perusahaan untuk mengajak duduk bersama dan kembali mengajak mereka untuk bekerja karena sebelumnya mereka telah bekerja kemudian tanpa alasan yang jelas kemudian mereka diberhentikan oleh oknum yang sok-sokan melarang”, tegasnya lagi.

Setelah beberapa jam kemudian dari pihak kontraktor pelaksana PSN diwakili oleh Naelan dari KSO PT. HKI menemui para sopir LDT dan berbicara didampingi Hartanto SH Kasat Intel Polres Probolinggo.

“Sebelumnya dari kami itu menggunakan jasa namanya PT WPK, bekerja di kami dari pertengahan November, sudah running di hari Minggu kemarin tanggal 3 jadi di hari Minggu itu kami proses pengecekan ke lapangan ada satu dan beberapa hal yang kami evaluasi secara teknis contoh di dalamnya ada hal-hal prosedural yang dilanggar”, ungkapnya.

“Di situ itu alasan kenapa kami melakukan evaluasi dulu, bukan ke driver-driver yang kami evaluasi tapi yang kami evaluasi itu PT WPK yang ikut kami Dan itu di semua perusahaan wajar ketika ada suatu hal yang di luar prosedural itu dilakukan kami evaluasi”, urainya.

“Kemarin sore masih disepakati koordinator siapa yang ditunjuk ditunjuk langsung oleh perwakilan koordinator yang sudah kami undang ke kantor KSO kami dan sudah disepakati harganya eh malam berubah lagi di apa yang diinginkan, yang di ekspektasikan adalah sistem rental dan itu secara  prosedural di perusahaan kami tidak bisa, kami tawarkan adalah sistem retase”, jelasnya lagi.

Hingga dua jam, mediasi dead lock, tidak mencapai kesepakatan, Kanit Intel Polres Probolinggo Hartanto SH berpesan kepada para sopir untuk tetap mengutamakan kepentingan umum dan menjaga kondusifitas.(Mis/Rac)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *