Deni Anwar Dorong Efisiensi Proyek Kolam Retensi

ADVERTORIAL – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda semakin memperkuat langkah mitigasi banjir dengan pembangunan kolam retensi di Pampang. Pembangunan ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi dampak banjir, menyusul pembebasan lahan seluas 2,4 hektare pada tahun sebelumnya. Tahun ini, pembangunan akan dilanjutkan di lahan tambahan seluas 1,5 hektare, dengan 0,5 hektare saat ini sedang dalam proses pengerjaan dan ditargetkan selesai pada akhir 2025.
Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Deni Hakim Anwar, menegaskan pentingnya percepatan pembangunan kolam retensi agar fungsinya optimal sebagai penampung limpasan air. Hal tersebut disampaikannya usai meninjau langsung progres proyek di Pampang, Samarinda, Senin (29/09/2025).
“Kebutuhan idealnya 70 hektare untuk kolam retensi. Sebelumnya pada tahun lalu Pemkot sudah membebaskan lahan seluas 2,4 hektare. Tahun ini, ditargetkan pembangunan dilanjutkan di atas lahan tambahan seluas 1,5 hektare. Sekarang yang sedang pengerjaan baru 0,5 hektare,” ujar Deni.
Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu menekankan pentingnya koordinasi antara kontraktor pelaksana dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda agar proyek berjalan efektif dan efisien. Deni meminta metode kerja diperbaiki sehingga konstruksi kolam retensi tidak menimbulkan biaya ganda dan lahan dapat berfungsi maksimal.
“Kami sampaikan lakukan koordinasi tadi, jangan sampai pekerjaan ini menjadi double cost. Konstruksi proyek meliputi pembuatan cekungan lahan yang landai untuk menampung air secara efektif, kalau tidak langsung dibuang tanah galiannya,” jelasnya.
Selain itu, DPRD mendorong penambahan unit alat berat untuk mengantisipasi hambatan teknis dan cuaca, sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu. “Kami menginginkan kontraktor melakukan penambahan unit untuk memaksimalkan supaya pekerjaan dapat segera selesai, karena targetnya di bulan 12 harus tuntas yang luasan 1 hektare,” tutur Deni.
Deni berharap kolam retensi ini dirancang mampu menampung limpasan air dari wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kawasan Bandara, dan Sungai Siring sebelum masuk ke Waduk Benanga, yang berperan sebagai penyangga utama pengendalian banjir di Samarinda.
“Dengan kolam retensi ini kita berharap dampak banjir dapat diminimalisir dan satu langkah untuk menangani limpasan air dari wilayah Kukar,” tutup wakil rakyat dari daerah pemilihan Kecamatan Sambutan, Samarinda Ilir, dan Samarinda Kota.
Pembangunan kolam retensi di Pampang diharapkan menjadi model keberlanjutan infrastruktur pengendalian banjir. Selain itu, proyek ini memperlihatkan sinergi antara DPRD, kontraktor, dan PUPR dalam menyiapkan solusi yang berdampak langsung pada keamanan dan kenyamanan warga Samarinda. []
Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum