Desa Loa Duri Ulu Menyusun RKPDes 2026 dengan Semangat Demokrasi dan Gotong Royong

LOA DURI ULU –  Di tengah semangat gotong royong dan cita-cita membangun desa yang lebih maju, Pemerintah Desa Loa Duri Ulu menggelar Musyawarah Desa (Musdes) untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) Tahun Anggaran 2026. Lebih dari sekadar agenda tahunan, Musdes kali ini menjadi ruang hidup bagi demokrasi desa di mana suara warga menjadi fondasi arah pembangunan.

Musdes yang berlangsung di balai desa ini dihadiri oleh seluruh unsur masyarakat: perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, kelompok perempuan, pemuda, serta perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kutai Kartanegara. Hadir langsung Kepala Bidang Administrasi Desa, Poino, S.IP., M.Si., beserta staf, sebagai bentuk dukungan terhadap proses perencanaan yang inklusif dan akuntabel, Selasa (01/07/2025).

Dalam sambutannya, Poino menegaskan pentingnya Musdes sebagai ruang demokrasi yang sesungguhnya. “Musyawarah desa bukan hanya forum formalitas. Ini adalah jantung dari demokrasi desa, tempat warga menentukan arah pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal.” Ujarnya.

Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa pembangunan desa yang berkelanjutan tidak bisa hanya digerakkan dari atas. Ia harus tumbuh dari bawah—dari ruang dengar, dari keberanian warga menyampaikan kebutuhan, dan dari kesediaan pemerintah desa untuk mendengarkan dan bertindak.

Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) adalah dokumen strategis yang menjadi dasar penyusunan APBDes tahun berikutnya. Di dalamnya tercermin program-program prioritas yang akan dijalankan desa mulai dari pembangunan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi, peningkatan layanan sosial, hingga pelestarian lingkungan.

Namun yang membuat RKPDes Loa Duri Ulu istimewa adalah prosesnya: partisipatif, terbuka, dan berbasis data. Setiap usulan warga dicatat, setiap kebutuhan dianalisis, dan setiap keputusan diambil melalui musyawarah mufakat.

Dengan pendekatan ini, RKPDes bukan hanya menjadi dokumen administratif, tetapi juga cerminan harapan kolektif dan komitmen bersama untuk membangun desa yang lebih adil, tangguh, dan berdaya saing.

Musdes Loa Duri Ulu menjadi contoh nyata bahwa pembangunan yang berkelanjutan tidak bisa dilepaskan dari partisipasi warga. Ketika masyarakat dilibatkan sejak tahap perencanaan, maka hasil pembangunan akan lebih tepat sasaran, lebih diterima, dan lebih berdampak.

Lebih dari itu, proses ini memperkuat rasa memiliki warga terhadap program-program desa. Mereka tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga menjadi bagian dari solusi. []

Redaksi10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *