Di Kukar, ODHA 217 Orang, Tahun Lalu, Sekeluarga Meninggal

Para PSK di salah satu lokalisasi di Kukar didata pihak Satuan Polisi Pamong Praja.
Para PSK di salah satu lokalisasi di Kukar didata pihak Satuan Polisi Pamong Praja.

KUTAI KARTANEGARA – Penderita penyakit menular yang menjadi momok dunia, Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau virus virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia dan  Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), sindrom yang daya tubuhnya lemah akibat HIV, di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) sebanyak 217 orang.

Jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) tersebut adalah data DInas Sosial Kukar tahun 2011-2014. Tahun lalu, jumlah tersebut berkurang setelah satu keluarga penderita HIV/AIDS meninggal dunia. Dokter setempat menyatakan, yang sekeluarga yang meninggal itu terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Kesetiakawanan Dinsos Kukar, Supriyanto, mengemukakan, pada awalnya sang ayah lebih dulu terjangkit virus mematikan ini. Pasalnya, lelaki itu kerap menyambangi beberapa lokalisasi di Kukar. Kemudian virus itu ditularkannya kepada sang istri lewat hubungan intim. Hingga buah hati mereka pun ikut terinfeksi HIV yang menyebabkan pada kematian.

Terkait data jumlah ODHA di Kukar tadi, belum ada pembaharuan hingga tahun 2015 ini. Tetapi, pihak Dinsos Kukar memastikan jumlahnya meningkat, terlebih lokalisasi kian menjamur di Kukar, terutama praktik lokalisasi terselubung yang belum terdata oleh Dinsos.

Ada 13 lokalisasi tersebar di wilayah Kukar, termasuk sekitar kawasan tambang, dengan 415 orang PSK. “Ini yang masuk dalam data kami. Belum termasuk PSK eks Dolly yang menawarkan diri di warung-warung terselubung,” kata Supriyanto, Rabu (1/7).

Penderita HIV/AIDS yang kondisinya mengenaskan.
Penderita HIV/AIDS yang kondisinya mengenaskan.

Kabupaten Kukar memiliki lokalisasi paling banyak dibandingkan daerah lain di Indonesia. Lokalisasi Km 10 Loa Janan termasuk paling besar di Kukar, bahkan Kaltim. Ada pula lokalisasi lainnya tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Perangat (Marang Kayu), Muara Badak, KM 16 Jahab dan Simpang PT Kitadin. Pekerja tambang rentan tertular HIV/AIDS.

Posisi mereka yang jauh dari keluarga sangat berpotensi untuk tertular HIV/AIDS. Mereka cenderung pekerja dari luar pulau yang tidak membawa serta keluarga. Sehingga mereka menyalurkan hasrat ke lokalisasi. Ibarat fenomena gunung es, jumlah penderita HIV/AIDS bisa lebih besar dari yang terdata selama ini. [] TBK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *