Dispora Kaltim Dorong Pemuda Cintai Olahraga Tradisional

ADVERTORIAL — Kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya lokal dan olahraga tradisional di Kalimantan Timur terus diperkuat melalui berbagai kegiatan kolaboratif. Salah satu yang menjadi sorotan dalam waktu dekat adalah pelaksanaan seleksi menuju Pekan Olahraga Tradisional Nasional (Potratnas), sebuah ajang yang tidak hanya mengusung kompetisi, tetapi juga membawa misi pelestarian warisan budaya bangsa.
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur, melalui Bidang Pembudayaan Olahraga, kini tengah mematangkan persiapan seleksi Potratnas yang dijadwalkan akan dimulai pada tanggal 9 Juli 2025. Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Sugiarta, menegaskan bahwa tahapan seleksi ini merupakan bagian penting dalam membina sekaligus memperkenalkan kembali olahraga tradisional kepada masyarakat luas.
“Dalam waktu dekat, kami akan melaksanakan seleksi untuk ajang Potratnas atau Pekan Olahraga Tradisional Nasional. Ini bagian dari upaya kami melestarikan dan mengembangkan olahraga tradisional di Kalimantan Timur,” ujar Bagus saat diwawancarai pada Kamis (03/07/2025).
Menurut Bagus, pelaksanaan Potratnas tingkat nasional kemungkinan akan digelar pada bulan September, meski jadwal tersebut masih menunggu konfirmasi resmi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Dispora Kaltim, kata dia, tidak menunggu kepastian itu untuk mulai bergerak di tingkat daerah.
“Jadwal nasionalnya kemungkinan besar sekitar bulan September, tapi itu masih tentatif. Kami masih menunggu kepastian dari Kemenpora. Namun untuk seleksi tingkat kabupaten/kota, sudah kami jadwalkan lebih dulu pada tanggal 9 Juli ini,” tambahnya.
Sejauh ini, antusiasme dari sejumlah daerah cukup menggembirakan. Tujuh kabupaten/kota telah mendaftarkan diri, antara lain Samarinda, Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Berau. Sementara Mahakam Ulu, Bontang, dan Penajam Paser Utara masih dalam tahap konfirmasi.
“Sampai sekarang, sudah ada tujuh kabupaten/kota yang terdaftar untuk ikut seleksi. Tinggal beberapa daerah lagi yang kami harapkan bisa segera mengonfirmasi agar bisa berpartisipasi,” jelas Bagus.
Potratnas bukan hanya tentang kejuaraan. Bagi Dispora Kaltim, ajang ini juga menjadi ruang edukasi bagi masyarakat, terutama generasi muda, agar mereka dapat mengenal, memahami, dan mencintai kekayaan budaya lokal melalui olahraga tradisional seperti sumpit, egrang, dan begasing.
Sementara itu, geliat komunitas akar rumput seperti Komunitas Burung Rajawali juga memberi warna tersendiri dalam gerakan pelestarian budaya. Melalui kegiatan lintas daerah yang belum lama ini digelar di GOR Kadrie Oening Samarinda, komunitas tersebut memperkuat jejaring antarwilayah dan menjadikan hobi sebagai medium mempererat ikatan sosial serta memperkenalkan unsur-unsur budaya daerah kepada masyarakat luas.
Dispora Kaltim memandang penting sinergi antara pemerintah dan komunitas dalam menjaga eksistensi olahraga tradisional. Kegiatan berbasis partisipasi masyarakat dinilai dapat memperluas jangkauan pelestarian budaya hingga ke tingkat akar rumput.
“Kami ingin agar olahraga tradisional tidak sekadar menjadi warisan budaya, tapi juga punya panggung di tingkat nasional bahkan internasional. Semoga melalui Potratnas ini, kita bisa menemukan bibit-bibit baru yang bisa membanggakan Kalimantan Timur,” tutup Bagus.
Dengan semangat yang terbangun dari tingkat komunitas hingga pemerintah, Kalimantan Timur optimistis dapat menjadi contoh dalam menjaga warisan budaya sekaligus mendorong terciptanya generasi muda yang sehat, tangguh, dan berkarakter.[]
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum