DPRD Samarinda: Penanganan TBC Butuh Data, Bukan Asumsi

SAMARINDA — Meningkatnya jumlah kasus Tuberkulosis (TBC) di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kota Samarinda, memantik perhatian dari kalangan legislatif. Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menekankan pentingnya keterlibatan aktif pemerintah daerah dalam merespons isu kesehatan nasional, khususnya terkait program uji coba vaksin TBC yang saat ini tengah dikembangkan oleh pemerintah pusat bersama mitra internasional seperti Bill & Melinda Gates Foundation.
Ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (21/5/2025), Novan menyampaikan bahwa pihaknya belum menerima informasi resmi maupun teknis terkait keterlibatan daerah dalam program uji coba tersebut. Ia menilai perlu adanya komunikasi yang lebih terbuka dan menyeluruh dari pemerintah pusat agar daerah tidak hanya menjadi pelaksana, tetapi juga ikut serta dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.
“Hingga kini belum ada arahan teknis dari pusat. Kita di daerah masih menunggu kepastian, termasuk soal distribusi vaksin TBC ini. Apakah akan sampai ke Samarinda atau tidak, itu pun belum jelas,” ujar Novan.
Ia menambahkan, penanganan TBC tidak cukup hanya dengan mengandalkan solusi jangka pendek seperti vaksinasi. Pemerintah daerah, menurutnya, harus melakukan kajian menyeluruh untuk mengidentifikasi akar penyebab lonjakan kasus TBC, baik dari aspek lingkungan, perilaku masyarakat, hingga faktor musiman yang bisa memengaruhi penyebaran penyakit.
“Kami baru menerima laporan awal terkait kasus TBC. Maka, kami akan dorong Dinas Kesehatan melakukan kajian yang lebih mendalam. Jangan sampai kita bergerak tanpa data dan hanya berdasarkan asumsi,” tegasnya.
Novan juga menyuarakan pentingnya sikap proaktif dari pemerintah daerah dalam menghadapi penyakit menular. Ia menyebutkan bahwa kesiapan daerah, baik dalam hal sumber daya manusia, fasilitas kesehatan, maupun laboratorium uji sampel, masih harus ditingkatkan untuk mendukung program vaksinasi secara maksimal.
“Kalau kita bicara soal uji coba vaksin, itu bagus untuk jangka panjang. Tapi bagaimana kesiapan fasilitas dan SDM di Samarinda? Apakah kita mampu menampung program itu dengan baik? Itu yang harus dijawab dulu,” katanya.
Ia juga berharap agar pemerintah pusat tidak hanya fokus membangun kerja sama dengan lembaga internasional, tetapi juga memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah. Menurutnya, keberhasilan program kesehatan publik tidak lepas dari efektivitas implementasi di tingkat lokal.
“Satu hal yang perlu diingat, keberhasilan vaksinasi atau pengendalian penyakit menular itu bukan hanya soal laboratorium dan teknologi, tapi juga soal kepercayaan publik. Dan kepercayaan itu hanya bisa tumbuh lewat informasi yang transparan dan pendekatan yang inklusif,” ucapnya.
Sebagai penutup, Novan menegaskan komitmen Komisi IV DPRD Samarinda untuk terus mengawal isu-isu kesehatan strategis. Ia berharap ke depan, pembagian peran antara pemerintah pusat dan daerah dapat lebih jelas dan sinergis, sehingga upaya penanggulangan penyakit seperti TBC dapat berjalan lebih cepat, tepat sasaran, dan menyeluruh. []
Slamet