DPRD Samarinda Soroti Minimnya Data Riil Stunting 2024

SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus berupaya menekan angka prevalensi stunting sebagai bagian dari misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Andi Harun dan Saefuddin Zuhri, dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul, berbudaya, dan berdaya saing.
Berdasarkan data akhir tahun 2023, angka stunting di Kota Samarinda tercatat sebesar 24,4 persen. Untuk tahun 2024, pemerintah menargetkan penurunan hingga 11,96 persen. Namun, capaian riil tahun berjalan hingga kini belum tersedia.
Permasalahan tersebut mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi IV DPRD Kota Samarinda bersama Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) serta Dinas Kesehatan (Dinkes), Kamis (17/04/2025), di ruang rapat gabungan lantai 1 kantor DPRD Samarinda.
RDP dipimpin Wakil Ketua Komisi IV, Sri Puji Astuti. Ia menekankan pentingnya data stunting yang akurat sebagai tolok ukur efektivitas program penanganan yang telah dijalankan.
“Data riil prevalensi stunting untuk tahun 2024 belum kita dapatkan. Tentunya ini pekerjaan rumah kita,” ujar politisi Partai Demokrat tersebut.
Ia menambahkan bahwa keberadaan data valid sangat krusial untuk evaluasi program dan penyusunan anggaran tahun berikutnya. Menurutnya, informasi akurat akan memberikan gambaran konkret terhadap efektivitas program aksi konvergensi stunting yang dilaksanakan secara terpadu.
“Kita ingin dengarkan angka pastinya kasus stunting di Samarinda itu ada berapa. Supaya kita tidak hanya sekadar meraba-raba saja,” tambahnya.
Selain itu, Sri Puji juga menyoroti rendahnya tingkat partisipasi masyarakat ke Posyandu yang baru mencapai 61 persen, masih jauh dari target ideal 98 persen.
“Saya tekankan lagi, mari kita bersinergi, mari kita mantapkan kolaborasi,” ucapnya.
Ia menegaskan perlunya optimalisasi peran Posyandu sebagai garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Ia juga mengingatkan agar anggaran yang bersumber dari APBD Kota, bantuan keuangan provinsi, hingga Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat diserap secara maksimal untuk memberikan hasil nyata dalam upaya menekan angka stunting. []
Himawan Yokominarno.