DPRD Soroti Revitalisasi Pasar Pagi: Utamakan Fungsi dan Keselamatan

SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda terus menggenjot penyelesaian proyek revitalisasi Pasar Pagi yang diharapkan menjadi ikon baru di pusat kota. Di balik kemajuan pembangunan yang berlangsung, muncul catatan penting dari DPRD Kota Samarinda agar proyek ini tidak hanya mementingkan penampilan, tetapi juga mengedepankan fungsi, keselamatan, dan nilai sosial ekonomi bagi masyarakat.

Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar, menegaskan bahwa pembangunan pasar rakyat harus mengutamakan aspek fungsional. Dalam kunjungannya ke lokasi proyek pada Rabu (21/05/2025), ia menyoroti pentingnya keamanan dan kenyamanan sebagai bagian dari pelayanan publik yang tidak boleh dikompromikan. “Pasar ini bukan hanya etalase pembangunan kota. Ini tempat rakyat kecil mencari nafkah. Karena itu, aspek keselamatan konstruksi dan kenyamanan pengguna harus jadi prioritas utama, bukan sekadar pelengkap dari kemegahan arsitektur,” ujarnya.

Meskipun wujud fisik bangunan terlihat rapi dan megah, Deni menilai perlu ada pengujian menyeluruh terhadap kualitas struktur, mengingat bangunan terdiri dari tujuh lantai dan akan digunakan ribuan orang setiap harinya. Ia mengingatkan agar tidak ada kompromi terhadap spesifikasi teknis. “Pasar ini akan menjadi tempat interaksi sosial dan ekonomi masyarakat setiap hari. Kita tidak ingin pasar megah tapi menyimpan risiko. Maka, spesifikasi teknis harus dipastikan sesuai standar, terutama pada struktur dan sistem keselamatan gedung,” tegasnya.

Revitalisasi Pasar Pagi saat ini memasuki tahap kedua, dengan anggaran senilai Rp148,5 miliar. Tahap ini meliputi pengerjaan penyekatan kios, sistem limbah, instalasi mekanikal-elektrikal, eskalator, hingga pengecatan. Pemerintah menargetkan penyelesaian seluruh proses pada Oktober 2025. Sebelumnya, tahap pertama telah diselesaikan dengan nilai proyek mencapai Rp290 miliar, yang mencakup struktur utama bangunan dan fasad luar.

Konsep penataan pasar ini mengusung sistem zonasi tematik yang memfokuskan setiap area berdasarkan jenis perdagangan. Ukuran kios dibuat bervariasi, disesuaikan dengan skala usaha yang akan menempatinya. Di lantai dasar, disediakan fasilitas parkir luas yang mampu menampung 104 mobil dan 709 sepeda motor untuk mendukung kelancaran akses pengunjung.

Deni menilai bahwa revitalisasi ini bukan hanya soal pembaruan infrastruktur, melainkan juga bagian dari peningkatan kualitas pengelolaan pasar. Menurutnya, hasil akhir dari pembangunan harus mencerminkan keberpihakan kepada masyarakat kecil. “Jangan sampai pasar ini hanya menjadi simbol kemajuan fisik, tapi gagal memenuhi harapan masyarakat sebagai ruang publik yang adil dan aman. Ini momentum membuktikan bahwa pembangunan tidak meninggalkan rakyat,” pungkasnya.

Slamet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *