Eko Tamamie Dipercaya Jadi Pelatih Kepala Kalteng Putra
PALANGKA RAYA – Eko Tamamie, anggota Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Tengah (Kalteng) dipercaya manajemen Kalteng Putra untuk menjadi pelatih kepala klub sepak bola kebanggaan provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai itu.
Dipilihnya pria kelahiran Provinsi Kalimantan Selatan itu sebagai pelatih kepala memang bukan tanpa alasan. Selain telah mengantongi lisensi B pelatih sepakbola, ayah tiga anak itu telah enam tahun bersama Persepar (Persatuan Sepakbola Palangka Raya) yang sekarang ini bernama Kalteng Putra.
“Kecintaan terhadap sepakbola sejak di SMP. Kalau melatih sepakbola dimulai tahun 2008 sebagai Pelatih Bhayangkara FC Polda Kalteng. Saat itu kami berhasil menjuarai divisi utama Palangka Raya,” katanya.
Keberhasilan itupun membawa suami Fitria Anita ini sebagai asisten pelatih Persepar untuk kompetisi di Divisi I pada tahun tahun 2009-2010, berlanjut menjadi Pelatih Kepala Tim Persepar Divisi I tahun 2011 dan berhasil meloloskan ke Divisi Utama Liga Indonesia.
Tahun 2012 Eko ikut berkontribusi membawa Persepar menjuarai Divisi Utama Liga Indonesia sebagai asisten pelatih, berlanjut menjadi Asisten pelatih Kalteng Putra 2013 dan berhasil meraih Runner up Indonesia Primer Liga.
“Tahun 2014 saya masih Asisten Pelatih Kalteng Putra Divisi utama 2014. Baru tahun 2015 saya diberi kepercayaan sebagai Pelatih Kepala Kalteng Putra untuk kompetisi di Divisi Utama,” katanya.
Eko menyadari penunjukan tersebut merupakan kepercayaan namun juga tanggungjawab besar, karena pembuktian terhadap kemampuan putra lokal sebagai pelatih dan memajukan sepakbola di Kalimantan, khususnya Kalteng.
Ditambah lagi, tantangan sepakbola sekarang ini semakin berat dengan hadirnya futsal. Alhasil, anak-anak hingga dewasa lebih sering bermain futsal dibandingkan sepakbola.
“Jangankan internasional, tingkat nasional saja pemain ataupun pelatih sepakbola kelahiran Kalimantan sangat minim yang berprestasi. Ini yang membuat saya berkomitmen akan bekerja maksimal memajukan sepakbola di Kalteng,” katanya.
Ayah tiga anak ini memastikan pilihan bergelut sebagai pelatih bukan ingin mengejar uang, melainkan pengabdian dan tekad mengangkat nama Kalteng di kancah nasional bahkan internasional melalui sepakbola.
“Saya tidak dilahirkan di lingkungan keluarga pesepakbola, tapi tidak tahu ya, kalau sudah di lapangan, stress saya hilang. Berbagai persoalan apapun seakan hilang begitu saya berada di lapangan sepakbola,” kata Eko. [] ANT