Epidemi Guolaosi Tewaskan 600.000 warga China

Businessman Sleeping on Commuter TrainBEIJING – China nampaknya tengah menghadapi epidemi “kerja keras berlebihan” sehinggi kini di China bahkan muncul istilah untuk menyebut mereka yang meninggal dunia karena bekerja terlalu keras, guolaosi.

Kasus guolaosi terakhir melibatkan seorang pegawai senior Komisi Regulator Perbankan China, Li Jianhua yang tewas akibat “bekerja terlalu lama” pada April. Li Jianhua (48), ambruk di kediamannya dan meninggal dunia tak lama kemudian setelah lembur semalaman untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Kolega Li, kepada Bloomberg mengatakan, pria itu kerap bekerja hingga tengah malam bahkan dini hari. Li juga berkeliling ke 10 provinsi China dan bertemu dengan 68 perusahaan pengelola keuangan dalam paruh kedua tahun lalu.

Kematian Li menjadi kasus terbaru dalam serangkaian kasus serupa yang mengundang perhatian media massa negeri tersebut. Kasus lain menimpa Jie Pan (25) seorang auditor dari kantor akuntan publik Pricewaterhouse Cooper yang meninggal dunia akibat meningitis pada 2011.

Meski tak terdapat bukti jelas antara penyakit ini, kematian dan kerja berlebihan , namun perempuan muda itu kerap mengunggah rasa lelahnya lewat media sosial. “Saat ada waktu beristirahat, demam datang,” kata Pan dalam salah satu kicauannya di media sosial.

Seorang rekan kerja Jie Pan mengaku, para pegawai diberi pekerjaan yang tak mungkin diselesaikan tanpa kerja lembur.

Pekerja muda lain Gabriel Li (24), karyawan Ogilvy Public Relations Worldwide, meninggal dunia tahun lalu akibat serangan jantung dan ambruk di meja kerjanya. Namun, perusahaan periklanan itu membantah Gabriel meninggal dunia akibat terlalu lama kerja lembur.

Berdasarkan harian The China Youth Daily, setiap tahun 600.000 warga China meninggal dunia akibat “terlalu lelah bekerja”. Kerja berlebihan itu biasanya menyebabkan serangan jantung dan stroke akibat tekanan kerja serta stres.

Sementara Radio China International menyebut pada April lalu sebanyak 1.600 orang meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang terkait “kerja berlebihan”.

Situasi serupa pernah menimpa Jepang pada 1980-an, yang dalam bahasa setempat disebut karoshi. Dan bulan ini, parlemen Jepang mengesahkan undang-undang untuk mencegah karoshi atau tewas akibat kelebihan beban kerja.

Dalam undang-undang ini diatur bantuan pemerintah untuk perusahaan-perusahaan swasta dan layanan konsultasi untuk para karyawan. [] KCM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *