Flyover Muara Rapak Banyak Saingan

index
Pembangunan jalan layang atau flyover di simpang Muara Rapak, Balikpapan Utara, tak akan terealisasi dalam waktu dekat. Pasalnya, sampai saat ini belum jelas sumber pendanaannya. Proyek ini harus bersaing dengan beberapa proyek lain untuk mendapat kucuran duit dari APBN.
Kemungkinan untuk mendapat anggaran dari APBD provinsi maupun kota juga tipis mengingat masih ada proyek-proyek besar, seperti Stadion Batakan, Balikpapan Islamic Center (BIC), dan RSUD yang juga butuh banyak rupiah.
“Soal flyover, harus lihat dulu skala prioritasnya. Karena banyak sekali di Kaltim ini yang hampir semuanya prioritas. Seperti Jembatan Pulau Balang, Jalan Tol, dan Pelabuhan Maloy. Jika memang flyover harus dibangun, mau tidak mau ya dibangun, tapi dilihat dulu apa benar flyover itu satu-satunya jalan keluar,” kata Direktur Teknik Ditjen Bina Marga Kementerian PU Subagyo saat menghadiri The 2nd International Seminar on Infrastructure Development di Hotel Novotel, kemarin (3/6).
Seperti diketahui, banyak tanjakan di Balikpapan yang terlalu panjang dan curam. Tanjakan Muara Rapak menjadi salah satu yang direncanakan dibangun flyover, mengingat banyaknya kecelakaan di lokasi tersebut.
Subagyo menjelaskan, idealnya sudut tanjakan itu tidak boleh lebih dari 6 persen. Jika lebih, solusinya adalah dipangkas supaya lebih landai. “Kalau belum bisa dipotong, bisa dipasang rambu-rambu tanjakan tajam. Selain itu bisa dibuat jalan alternatif, sehingga saat kendaraan tak kuat menanjak atau saat turun dan rem blong bisa langsung berbelok dan berhenti,” tambahnya.
Namun, melihat kondisi simpang Muara Rapak, hal tersebut sudah tak bisa dilakukan. Lantaran, jalan sudah dikepung dengan permukiman dan pertokoan. Menanggapi hal tersebut, Subagyo akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan UPT PU Bagian Selatan Taufik Hidayat.
Seperti diketahui, pemerintah kota berencana membangun jalan layang untuk mengantisipasi kecelakaan yang melibatkan raksasa jalanan di simpang Muara Rapak. Tak hanya di situ, pemerintah kota juga berencana membangun di simpang Tugu Beruang Madu, Damai untuk memecah kemacetan.
PT Asha Planindo Konsultan sudah melakukan pemaparan terkait pembangunan jalan layang ini. Jika tidak ada kendala, dibutuhkan waktu selama 18 bulan untuk membangun Muara Rapak saja. Estimasi pembiayaan berkisar pada angka Rp 235 miliar untuk Muara Rapak dan Rp 133 miliar untuk kawasan Damai. Nominal tersebut di luar dana pembebasan lahan.
Struktur jembatan memakai box girder. Selain indah, bentuknya juga pipih. Lebih berestetika serta cukup produktif. Jarak jembatan layang Muara Rapak lebih pendek ketimbang Damai. Panjangnya 500 meter dan lebar 14 meter untuk empat lajur. Sementara di simpang Tugu Beruang Madu atau Damai panjangnya 600 meter, lebar 7 meter untuk dua lajur. [] RedFj/KP