Fokus Bongkar Puing, Lihat Korban Selamat Lelah Pun Hilang

05c32da378f70c89b7db1cd2420dbfa7MELAKUKAN penyelamatan di bawah reruntuhan gedung bukanlah hal yang mudah. Diperlukan tehnik dan keterampilan khusus untuk melakukan evakuasi. Salah sedikit, bisa fatal akibatnya. Bukannya selamat, korban yang semula mungkin masih bisa hidup justru bisa tewas apabila salah dalam penanganannya.  

HAGUSMAN

SEJAK hari pertama ambruknya 17 unit ruko di Perumahan Cendrawasih, Jalan A Yani I, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang, Selasa (3/6) lalu, relawan Fire and Rescue PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ) sudah berjibaku membantu pencarian korban yang terkubur di reruntuhan.

Teriknya sengatan matahari tak dihiraukan sejumlah relawan, yang ikut membantu proses evakuasi belasan kuli bangunan yang terjebak di reruntuhan ruko. Diantara sejumlah relawan dari berbagai instansi dan lembaga tersebut terlihat sejumlah pekerja mengenakan wear pack (seragam kerja khusus) berwarna merah, ikut sibuk mengitari reruntuhan. Tak lama setelah mengitari reruntuhan mereka terlihat berkumpul dan kemudian seperti melakukan koordinasi dengan tim dari Basarnas. Setelah itu mereka terlihat berdoa bersama dan kemudian mulai melakukan kegiatannya.

Saat bekerja, beberapa diantara relawan ber-wear pack merah itu terlihat menempelkan kuping di cor yang porak poranda sambil sesekali berteriak. Cara tersebut merupakan salah satu teknik relawan Fire and Rescue MSJ untuk mencari korban selamat ambruknya ruko di hari pertama.

“Dari beberapa korban yang selamat, kami dapat informasi di bagian depan ruko arah masuk Perumahan Cendrawasih ini ada rekan mereka saat kejadian. Makanya kami fokus melakukan pencarian di sana,” ujar salah seorang relawan MSJ, Anderson.

Cara itu ternyata terbilang ampuh. Saat relawan lain terkonsentrasi melakukan pencarian di titik lain (jaraknya sekitar 80 meter), relawan MSJ mendeteksi ada korban lain di sekitar pencarian mereka.

“Saat dipanggil, ada suara sayup-sayup menjawab dari balik cor. Kami pun yakin ada korban selamat saat itu. Kami lalu berkoordinasi dengan relawan lain, untuk memotong cor menggunakan concrete cutter (mesin pemotong beton),” tandas Andreson lagi.

Di hari pertama itu, di titik yang pertama didatangi akhirnya relawan MSJ bersama relawan lain berhasil mengevakuasi korban bernama Paiman sekitar pukul 14.32. Kemudian disusul Suyaji pukul 19.25 Wita.

Hari pertama itu proses pencarian dilakukan hingga subuh. Hingga akhirnya korban tewas lain ditemukan di sekitar lokasi yang sama.
“Untuk melakukan evakuasi kami fokuskan membongkar puing. Korban selamat kami tanya apakah ada rekannya yang lain. Setelah itu kami berkoordinasi dengan Basarnas dan relawan lain, untuk memastikan posisi korban menggunakan alat berupa search cam,” imbuh relawan MSJ lain Ramos.

Diakui Ramos, melakukan evakuasi korban reruntuhan sangat menguras tenaga. Namun rasa lelah sirna saat pencarian korban membuahkan hasil. “Apalagi kalau melihat korban selamat. Rasa lelah, lega dan senang bercampur aduk,” terang Ramos.

Relawan MSJ berkomitmen akan ikut mencari korban hingga semua ditemukan baik hidup maupun tak bernyawa lagi.

Ditambahkan Anderson, untuk ikut proses evakuasi korban runtuhan ruko relawan MSJ disertai sejumlah peralatan untuk membongkar cor. Selain itu juga ada ambulans lengkap dengan paramediknya.

Sekadar diketahui, relawan Fire and Rescue MSJ totalnya berjumlah 13 orang gabungan dari berbagai divisi kerja. Sebenarnya pada awalnya Fire and Rescue itu dibentuk untuk menangani musibah di lingkungan kerja perusahaan tambang. Di lingkungan kerja lebih dikenal dengan nama Emergency Response Team (ERT).

“Masuk di tim ini harus melalui seleksi ketat dan bersaing dengan ratusan karyawan lain. Setelah lolos seleksi, barulah dilatih secara profesional dan syaratnya mesti memiliki fisik serta pengetahuan bagus,” pungkas Anderson. [] RedFj/SP