Gurita Raksasa Serang Nelayan Aceh
ACEH – Peristiwa nelayan atau pelaut diserang binatang laut tidak hanya terjadi di layar kaca. Anda mungkin masih ingat dengan sosok monster laut berjuluk Kraken di dalam film Pirates of The Caribbean atau Clash of the Titans. Kraken digambarkan sebagai hewan raksasa buas memiliki tentakel yang menjadi peliharaan dewa. Dia bakal dilepaskan buat menghancurkan sesuatu atau kerap membinasakan kapal saat mengarungi samudera. Tentu saja hal ini menjadi legenda.
Namun, peristiwa itu terjadi di Aceh. Seorang nelayan tewas ditenggelamkan seekor gurita raksasa saat sedang menyelam.
Menurut laporan Badan SAR Nasional (Basarnas), nelayan diserang gurita itu bernama Hendri (24 tahun). Dia bermukim di Gampong (desa) Ana’ou, Kecamatan Teupah Seulatan, Kabupaten Simeulue, Aceh. Dia tewas tenggelam setelah ditarik seekor gurita besar saat menyelam di kedalaman 50 meter. Beruntung jasadnya berhasil diangkat.
Menurut Koordinator Basarnas Pos Simeulue, Dwi Hetno, peristiwa nahas itu terjadi pada Senin (1/6), di perairan Gosong Tujuh, Pulau Siumat, sekitar pukul 05.30 WIB. Saat itu, tim dari SAR Simeulue, Lanal Simeulue, Sat Pol Airud, dan BPBD menemukan satu orang nelayan selamat dari terkaman gurita bernama Ikhsan (26 tahun). Saat ditanyai, Ikhsan mengaku rekannya, Hendri, sedang menyelam dan diduga ditarik gurita. Lantas tim gabungan menyisir seputar lokasi selama empat jam.
Saat ditemukan tim penyelamat, tubuh Hendri berada di kedalaman 80 meter. Peralatan selam sederhana seperti selang kompresor masih utuh dan pakaian korban masih melekat.
“Jasadnya saat dievakuasi masih berada di dasar laut. Di tubuhnya masih berbekas lendir ditinggalkan gurita. Informasi masyarakat sekitar, di kawasan itu memang ada ikan pari bertanduk dua dan gurita seukuran 4×4 meter, boleh dibilang raksasa,” kata Dwi, seperti dilansir dari Antara, Kamis (4/6).
Dwi mengatakan, Hendri tewas bukan karena tidak bisa berenang, tapi murni karena ditarik oleh sesuatu. Pada jasad korban juga tidak ditemukan bekas gigitan ikan hiu ataupun pari. Hanya ada beberapa luka kecil diduga akibat terbentur karang atau tebing laut.
“Memang nelayan tradisional mencari ikan di kawasan itu dengan menyelam. Mereka berpindah karena pesisir sudah tidak ada lagi ikan sebab terumbu karang kawasan dekat pantai sudah banyak rusak,” ujar Dwi.
Masyarakat setempat memang berprofesi sebagai nelayan ikan tangkap maupun menggunakan jaring. Lainnya memilih melakoni pekerjaan sebagai penyelam tradisional, seperti Hendir dan Ikhsan. Mereka mencari ikan di dasar laut berjarak sekitar 12 mil dari bibir pantai laut Gosong Tujuh, Pulau Siumat, Kecamatan Simeulue Timur.
Mereka terpaksa mencari ikan ke tengha laut lantaran di kawasan pesisir sulit mendapat ikan. Sebabnya adalah kualitas terumbu karang terus menurun. [] MDK