Harapan Sekda Kukar Untuk RPB Sharing Bio Farmaka
“Saya berharap mesin produksi jahe di Jonggon ini tidak hanya memproduksi dan memasarkan produk, melainkan ke depannya akan menjadi daya tarik tersendiri, terutama hilirisasi pertanian dalam arti luas di Kukar dengan memproduksi potensi-potensi lokal yang berdaya saing dan dipasarkan secara modern.”
ADVERTORIAL – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Sunggono meninjau keberadaan Rumah Produksi Bersama (RPB) Sharing Bio Farmaka di Desa Jonggon Jaya, Kecamatan Loa Kulu, Kamis (23/3/2023). RPB tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
RPB itu dilengkapi mesin produksi jahe ditandai uji coba mesin produksi jahe atau Project Commissioning dan Training. Dalam kesempatan itu, Sunggono mengatakan bahwa keberadaan mesin produksi jahe di Kukar merupakan hasil hilirisasi dari program pertanian dalam arti luas di Kukar.
“Saya berharap mesin produksi jahe di Jonggon ini tidak hanya memproduksi dan memasarkan produk, melainkan ke depannya akan menjadi daya tarik tersendiri, terutama hilirisasi pertanian dalam arti luas di Kukar dengan memproduksi potensi-potensi lokal yang berdaya saing dan dipasarkan secara modern,” ungkap Sunggono.
Menurut Sekda, pengoperasian mesin produksi jahe telah berjalan lancar, diawali dengan pemilahan bahan baku berupa jahe putih atau jahe gajah yang merupakan komoditi unggulan warga setempat. Setelah itu masuk proses pembersihan melalui mesin yang sudah on process, setelah melalui proses pembersihan, dilanjutkan dengan pengirisan jahe dan masuk pada mesin pengeringan khusus berbentuk lemari open.
Kemudian setelah melalui proses pengeringan dengan suhu tertentu, lalu diangkat dan masuk tahap peleburan atau penghalusan jahe murni berbentuk tepung pada umumnya selanjutnya dikemas dan siap dipasarkan.
Dalam RPB ini terdapat mesin modern yang dapat mengubah jahe menjadi minyak atsiri jahe dengan berbagai manfaat baik itu untuk kesehatan tubuh dan lainnya. Bahkan dapat juga diminum sebagai penghangat badan. Bisa juga dijadikan sebagai aroma terapi dan lainnya sesuai kebutuhan yang diinginkan.
“Saya berharap dengan harganya mencapai Rp6 Miliar lebih mesin produksi jahe tersebut betul-betul dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat terutama meningkat kesejahteraannya para petani jahe,” kata Sunggono.
Penulis: Nursiah
Penyunting: Nursiah