BUMDes Sumber Purnama Pasarkan Beras di Toko Retail Modern

ADVERTORIAL – Sukses kelola produksi beras, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Purnama Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini telah memasarkan produknya ke toko retail modern. BUMDes ini berdiri sejak tahun 2020 lalu yang membawahi tujuh gabungan kelompok tani (Gapoktan) yakni, Desa Loh Sumber, Desa Sungai Payang, Kelurahan Bukit Biru dan Desa Rapak Lambur.

Kepala Desa Loh Sumber, Sukirno mengatakan Desa Loh Sumber memiliki luas wilayah kurang lebih 16 hektare dan 3.512 jiwa sudah berstatus desa mandiri. Kehadiran BUMDes Sumber Purnama untuk menambah pendapatan asli Desa. Kemudian nantinya bisa menjadi tempat pendampingan bagi petani saat memasuki masa tanam dan panen tiba.

Sukirno, Kepala Desa Loh Sumber

Ia mengungkapkan BUMDes Sumber Purnama ini telah memiliki Rice Milling Unit (RMU) di Desa Loh Sumber. Modal pembangunan pabrik bersumber dari bank dan bantuan perusahaan swasta di dekat desa. Biaya pembangun RMU kurang lebih Rp 1,8 miliar. Dari hasil produksi padi ini, gabah dibeli dari petani dan dijual di pasar dalam bentuk beras. Dari situlah keuntungan BUMDes.

“Adapun peralatan dan desain mesin RMU dirakit oleh BUMDes. Pabrik ini mampu mengolah gabah kering menjadi beras sebanyak 1 ton per jam. Dengan kapasitasnya 10 ton gabah sekali beroperasi. Dan beras yang diproduksi pabrik disebut memiliki kualitas yang baik,” kata Sukirno.

Ia menyebutkan hasil beras tersebut kemudian dikemas dengan merek Cap Tugu. Harganya Rp22.000 untuk kemasan 2 kilogram dan Rp 50.000 untuk kemasan 5 kilogram. “Kini beras sudah dipasarkan di Kukar, Samarinda, dan Balikpapan. Kita pasok beras produksi BUMDes ke toko retail di Kukar dan perbelanjaan modern mal, ” sebutnya.

“Kini beras sudah dipasarkan di Kukar, Samarinda, dan Balikpapan. Kita pasok beras produksi BUMDes ke toko retail di Kukar dan perbelanjaan modern mal.”

Sukirno menjelaskan selain produksi padi BUMDes ini juga memberikan modal bagi seorang petani pada masa tanam itu bervariasi, sekitar Rp6 juta. Pembayaran dari pinjaman modal itu akan dipotong dari hasil penjualan gabah kepada BUMDes. “Permodalan untuk petani ini bekerja sama dengan bank milik negara. Dan ada juga asuransi pertanian melalui kerja sama dengan perusahaan swasta,” pungkasnya.

Penulis/Penyunting: Nursiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *