Hari Juang Kartika di Kodam XII/Tpr, dan Pengukuhan Ibu Raksakarini Sri Rena

HUT Kartika Juang ke 71 di Kodam XII/Tpr sekaligus pengukuhan Ibu Raksakarini Sri Lena, Kamis (15/12) di Kodam XII/Tpr Kubu Raya. (Foto:Masrun)
HUT Kartika Juang ke 71 di Kodam XII/Tpr sekaligus pengukuhan Ibu Raksakarini Sri Lena, Kamis (15/12) di Kodam XII/Tpr Kubu Raya. (Foto:Masrun)

PONTIANAK-Kodam XII/Tanjungpura menggelar puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 TNI AD yang lebih dikenal Hari Juang Kartika (HJK) tahun 2016 di Makodam XII/Tpr Jalan Arteri Ali Anyang No. 1 Sungai Raya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (15/12/2016).

Peringatan Hari Juang Kartika tahun ini bertajuk “Melalui Hari Juang Kartika, Kita Mantapkan Jati Diri TNI AD dan Kemanunggalan TNI-Rakyat Guna Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian”. Sekaligus Pengukuhan Ibu Raksakarini Sri Rena.

Rangkaian peringatan HJK, Kodam XII/Tpr menggelar berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan diantaranya pembersihan lingkungan, bedah rumah, operasi katarak, operasi bibir sumbing, pasar murah, pengobatan massal, sunatan massal yang dilakukan oleh satuan-satuan jajaran Kodam XII/Tpr di Kalbar dan Kalteng.

Peringatan Hari Juang Kartika Tahun 2016, diselenggarakan melalui upacara sederhana secara tersebar dan serentak di seluruh wilayah Indonesia, yang disertai dengan syukuran serta berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.

Selain itu, Pangdam XII Tanjungpura Mayjen TNI Andika Perkasa mengajak dalam peringatan hari juang kartika tahun ini di manfaatkan ajang refleksi jati diri TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional yang harus manunggal dengan rakyat serta mengedepankan kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia di atas segala-galanya.

“Hakekatnya Hari Juang Kartika dilandasi oleh sejarah peristiwa penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan 71 tahun silam di kota Ambarawa”, tegasnya Pandam XIITpr Mayjen TNI Andika Perkasa saat membacakan amanat Kasad pada peringatan HJK tahun 2016.

Peristiwa tersebut yang dikenal dengan Palagan Ambarawa telah membawa dampak politik secara internasional dan menjadi momentum penting untuk menunjukkan eksistensi TNI Angkatan Darat sebagai penjaga tegak kokohnya NKRI.

TNI Angkatan Darat meyakini bahwa TNI akan kuat jika senantiasa manunggal dengan rakyat, karena kekuatan TNI yang didukung oleh rakyat merupakan bentuk aplikasi pertahanan semesta yang melibatkan seluruh potensi bangsa dalam ikut serta membela NKRI, terangnya. (Masrun)