Hindari Anak Terjerumus Narkoba
Sosok yang paling dominan mengurusi rumah tangga yaitu ibu. Ibu harus memperhatikan kegiatan anak-anak, pergaulan kalangan remaja dan pemuda, serta informasi yang berkembang di sekitar pemukiman. Melihat itu Badan Narkotika Nasioanal (BNN) Kota Balikpapan kembali menggaet puluhan kader PKK di tiap kelurahan di Balikpapan untuk menjadi penyuluh narkoba.
Minimal di ingkungan tempat mereka tinggal. Dengan harapan, para ibu bisa membuat lingkungan pemukiman di sekitarnya bebas narkoba dan mewujudkan Kota Balikpapan sebagai “Kota Bersinar” yakni, bersih dari narkoba. Selama dua hari sejak Rabu (11/6) kemarin, para kader PKK yang jumlahnya 68 orang, mendapat bimbingan teknis dari Tim BNNK Balikpapan di aula gedung Inhutani.
“Ibu PKK bisa berperan aktif mengedukasi warga tentang pencegahan dan pemberantasan peredaran narkoba. Melalui gerakan hidup bersih dan sehat. Sehat dalam arti umum dan bebas dari pengaruh narkoba. Mulai dari keluarga, RT hingga kelurahan. Kita akan membuat kelurahan bebas narkoba,” ujar Ketua BNN Kota Balikpapan, I Ketut Rasna.
Dalam Bimtek tersebut, dr Agus Iriansyah, Kasi Pencegahan BNNK Balikpapan memberi informasi banyak untuk mengenal lebih jauh tentang narkoba, efek samping, mengenali pecandu dan pencegahannya. Melalui tayangan film dan gambar, dr Agus memberi pemahaman bagaimana tingkah laku seseorang yang telah kecanduan narkoba, bagaimana tingkah laku pada orang sekeliling hingga kerusakan tubuh yang dialami karena pengaruh narkoba.
“Perlu diketahui, virus ngelem sudah menyebar di seluruh anak-anak dan remaja di Kota Balikpapan. Bahkan, di sebuah sekolah SMP, saya sempat menemukan plastik bekas berisi lem yang masih cair di tempat sampai toilet. Artinya, baru saja ada yang menggunakan lem di jam istirahat sekolah. Hal inilah yang perlu diwaspadai bersama,” kata Agus. Untuk efek ngelem sendiri, menurut dr Agus sama seperti menggunakan narkoba.
Berakibat kecanduan, merusak jaringan otak hingga kematian. Aktifitas ngelem pun mudah menyebar, terutama di kalangan anak-anak. Selain faktor ikut-ikutan, lem juga mudah diperoleh. Karena dari hasil penelusuran, anak-anak yang membeli lem cukup menyodorkan uang Rp 10 ribu ke toko tanpa harus berkata mau beli apa. Si penjual langsung mengeluarkan satu kaleng lem. Seperti menggunakan bahasa kalbu.
“Seperti membuat seseorang berhenti merokok, mereka harus berada di lingkungan yang bebas asap rokok. Begitu juga ngelem, bagaimana agar anak tidak terpengaruh, harus dibuat lingkungan yang bersih dari ngelem. Begitu juga narkoba,” ujar Agus. Selain itu, para kader PKK ini juga mendapat kiat-kiat bagaimana berbicara dan mengajak warga untuk sama-sama menjaga lingkungan dari pengaruh narkoba oleh Elok, aktifis perempuan di Kota Balikpapan.
Elok memberi materi tentang dasar-dasar konseling. Kalau di sekolah ada guru BK dengan murid, kali ini antara PKK dengan pecandu. “Bagaimana kalau ada pecandu di lingkungan mereka. Kalau orang tidak punya ilmunya kadang malah berkata, ah dijauhi saja, atau dihakimi saja. Tapi saya ingin mengajak para ibu PKK ini menggunakan tehnik memanusiakan manusia.
Menganggap pecandu sebagai korban, sehingga tidak menghakimi atau memanggil polisi kemudian selesai. Tapi lebih ke komunikasi yang efektif. Sehingga ada komunikasi dua arah antara PKK dan pecandu. Dengan harapan pecandu bisa memperbaiki diri dan sembuh dari ketergantungannya,” terang Elok. [] RedFj/BP