Kaltim Genjot Penurunan Stunting

SAMARINDA– Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus menggenjot berbagai upaya strategis untuk mengurangi angka stunting yang masih menjadi masalah serius di wilayah Bumi Etam. Berdasarkan data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024 mencatat prevalensi stunting di Kaltim sebesar 22,2%. Pemerintah daerah menargetkan penurunan angka stunting secara signifikan hingga di bawah 5 persen dalam lima tahun ke depan sebagai bukti komitmen meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang.
Wakil Gubernur Kalimantan Timur, H. Seno Aji, dalam wawancara resminya usai membuka Musyawarah Daerah IV Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Kaltim di Gedung Bangga Kencana, Kantor Perwakilan BKKBN Kaltim, Jumat (16/05/2025), menyampaikan bahwa Pemprov Kaltim telah melakukan intervensi langsung terhadap kelompok rentan stunting.
“Kami melakukan intervensi kepada ibu hamil serta anak-anak di bawah usia dua tahun yang sudah terindikasi mengalami stunting secara fisik. Kami memberikan stimulus berupa vitamin dan dukungan lainnya, serta melakukan pemantauan secara intensif hingga setidaknya usia lima tahun, karena stunting umumnya terjadi pada rentang usia dua hingga lima tahun,” ujar Seno Aji.
Menurutnya, program penurunan stunting ini sudah berjalan dan diharapkan mampu memberikan hasil yang lebih signifikan pada tahun-tahun mendatang. Ia menekankan bahwa penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan memerlukan kolaborasi lintas sektor.
“Pihak yang terlibat dalam penanganan stunting ini meliputi Dinas Kesehatan, BKKBN, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A), serta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya yang berkaitan langsung dengan urusan pemerintahan dan masyarakat,” tambahnya.
Upaya terpadu ini menjadi bagian penting dalam strategi pemerintah daerah untuk menurunkan angka stunting secara signifikan di wilayah Kalimantan Timur. Dengan melibatkan berbagai pihak yang memiliki peran strategis, pemerintah memastikan pendekatan penanganan stunting dilakukan secara holistik dan berkelanjutan. Tidak hanya fokus pada aspek kesehatan, program ini juga menyentuh faktor sosial, ekonomi, dan pendidikan yang memengaruhi pertumbuhan anak.
Sinergi antara instansi terkait diharapkan mampu memberikan dampak positif yang menyeluruh, mulai dari peningkatan gizi ibu hamil, pemberian makanan bergizi bagi balita, hingga edukasi kepada keluarga mengenai pola asuh dan kesehatan anak. Pendekatan multisektoral ini juga didukung oleh peran aktif masyarakat dan komunitas lokal, agar program bisa berjalan efektif sesuai kebutuhan di lapangan.
Upaya ini sejalan dengan visi besar Kaltim Sukses Menuju Generasi Emas 2040, di mana peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu fondasi utama. Dengan dukungan penuh dari berbagai instansi, Pemprov Kaltim berharap dapat mempercepat penurunan angka stunting dan memastikan setiap anak tumbuh sehat, cerdas, serta siap bersaing di masa depan. Keberhasilan program ini diyakini akan membawa perubahan positif bagi kesejahteraan masyarakat serta pembangunan daerah secara keseluruhan.[]
Rifky Irlika Akbar.