Kelangkaan BBM di Balikpapan, Pemprov Kaltim Ambil Langkah Cepat

SAMARINDA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) bergerak cepat merespons kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang terjadi di wilayah Balikpapan dalam beberapa hari terakhir. Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menyampaikan bahwa langkah strategis telah diambil untuk memastikan kebutuhan energi masyarakat terpenuhi secara merata.

Kelangkaan BBM, khususnya Pertamax, dilaporkan melanda sejumlah  Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Balikpapan. Warga mengeluhkan antrean panjang dan pembatasan pembelian, yang berdampak pada aktivitas harian, termasuk transportasi dan logistik.

Menurut mantan legislator Karang Paci tersebut, terbatasnya pasokan menjadi penyebab utama situasi ini. “Karena pasokan Pertamax di sana terbatas, kami mengalihkan bahan bakar non-subsidi ke Balikpapan agar masyarakat di sana juga mendapatkan akses yang memadai,” ujar Seno Aji saat diwawancarai usai memimpin Upacara Hari Kebangkitan Nasional (HARKITNAS) ke-117 di Halaman Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (20/5/2025).

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur segera menginstruksikan distribusi ulang bahan bakar dari daerah yang pasokannya stabil, seperti Samarinda dan Tenggarong. “Pasokan di Samarinda dan Tenggarong sudah mencukupi,” lanjut Seno Aji, menegaskan bahwa wilayah lain di Kaltim masih dalam kondisi aman dan dapat menjadi penyangga sementara bagi Balikpapan.

Langkah ini melibatkan koordinasi antara Pemprov Kaltim, Pertamina, serta para distributor BBM di wilayah Balikpapan dan sekitarnya. Penyaluran ulang diharapkan dapat menstabilkan kondisi dalam waktu dekat. Meski belum menyebutkan target waktu secara spesifik, Pemerintah Provinsi optimistis situasi akan segera membaik dalam beberapa hari ke depan seiring dengan mulai masuknya suplai baru ke SPBU di Balikpapan.

Dengan adanya langkah konkret dari pemerintah, masyarakat diharapkan dapat segera kembali menikmati akses BBM tanpa kendala. Pemerintah juga mengimbau warga agar tetap tenang dan tidak melakukan pembelian berlebihan (panic buying) selama masa penyesuaian pasokan berlangsung.

Penulis: Rifky Irlika Akbar
Penyunting: Enggal Triya Amukti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *