Kewalahan Tangani Korban Ruko Maut

RSUD-aw-sjahranie-samarinda

SUARA sirene ambulan sejak pukul 11.30 Wita, silih berganti keluar masuk areal ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD AW Sjahranie, Selasa (3/6) kemarin. Dua ambulan yang datang beriringan, membuat keluarga pasien yang sedang duduk menunggu di depan ruang IGD, bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Apalagi saat mobil berhenti tepat di depan pintu IGD, sejumlah awak media langsung mengerubungi mobil tersebut.
Saat petugas dan tim evakuasi menurunkan korban runtuhan ruko, beberapa buruh yang sudah lebih dulu berada di rumah sakit langsung mendatangi.
Melihat rekan kerja mereka tergolek lemas di tandu, mereka langsung membantu membawa dua korban yang belakangan diketahui bernama Dwi (20), warga Trenggalek, Jawa Timur (Jatim), dan Suroto alias Mbah Roto (49), warga Nganjuk, Jatim.
Keduanya merupakan buruh pertama yang berhasil dievakuasi tim gabungan setelah sekitar 5 jam “terkubur” di reruntuhan. Meski sempat diminta beristirahat, namun Dwi dan Suroto lebih memilih keluar dan berkumpul dengan beberapa temannya. Dengan bahasa daerah, akhirnya Dwi dan Suroto mengetahui jika sebelum mereka berdua, sudah ada tiga pekerja yang lebih dulu dilarikan ke rumah sakit karena juga tertimpa reruntuhan.
“Saya nggak punya pikiran apa-apa lagi. Waktu kejepit, saya cuma sempat teriak manggil nama anak saya Ali. Alhamdulillah dia (Ali, Red) selamat. Dia ada di tenda depan (tempat menampung pekerja bangunan yang selamat),” kata Suroto.
Saat ruko runtuh, Suroto mengatakan pada saat itu ia sedang tidur di ruko pertama lantai dasar bangunan.
“Saya saja kaget, karena tubuh saya sudah kejepit reruntuhan,” ucap Suroto.
Sementara korban pertama yang dirujuk ke rumah sakit, adalah Sugeng alias Jainuddin (31) asal Ponorogo, Sarto (28) asal Ponorogo, serta Jumariyanto (37) asal Trenggalek.
Sekitar dua jam kemudian atau pukul 13.30 Wita, mobil ambulan PMI Kota kembali masuk dan berhenti di pelataran ruang IGD. Sobirin (24), warga Kediri, yang mengalami cedera kaki kanan dirujuk. Setengah jam berikutnya Paiman (49), warga Jepara, yang juga dievakuasi dari reruntuhan dan mengalami kepala bagian kiri robek juga dibawa ke rumah sakit.
Hampir bersamaan dengan Paiman, dua jenazah yang diketahui bernama Kadori (30), dan Kasiran (50), tiba di rumah sakit dan langsung dibawa ke kamar mayat.
Evakuasi terus dilanjutkan. Sekitar pukul 19.30 Wita, Suyaji (30), juga berhasil dievakuasi. Reruntuhan bangunan ruko yang menimpanya selama kurang lebih 12 jam, mengakibatkan kaki kanannya patah.
“Sejak mendapat laporan adanya peristiwa itu (ruko runtuh, Red), saya langsung ke sini (IGD, Red) guna memastikan kesiapan dokter dan perawat,” kata Wakil Direktur Pelayanan Ardiansyah kepada Sapos.
Sebagai upaya mengantisipasi banyaknya korban luka-luka yang memerlukan penanganan, pihak rumah sakit menambah beberapa bed, baik di IGD maupun ruang perawatan.
“Karena kita tidak tahu pasti berapa jumlah korbannya. Tindakan kami ini sebagai antisipasi, sehingga pasien yang datang tidak perlu lagi menunggu,” jelas Ardiansyah. [] RedFj/SP