Komisi II DPRD Samarinda Dukung Strategi Penguatan Ekonomi Daerah

ADVERTORIAL – Upaya Pemerintah Kota Samarinda untuk memperkuat basis perekonomian daerah mendapat perhatian dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Ketua Komisi II DPRD Samarinda, Iswandi, menilai hasil kajian akademis mengenai pemetaan potensi daerah menjadi instrumen penting untuk merancang kebijakan, terutama dalam mendorong kemandirian ekonomi dan perlindungan usaha kecil.
Iswandi mengatakan, pihaknya masih menunggu penyelesaian analisis ekonomi dan akademik yang kini sedang dikerjakan. Menurutnya, data lengkap dari kajian tersebut akan memberikan gambaran lebih jelas bagi pemerintah dalam menata arah pembangunan. “Jadi, ini masih analisa ini saja ya, masih analisa kajian ekonomi, kajian akademik masih ya, tapi saya rasa sih bagus,” ujarnya di Kantor DPRD Kota Samarinda, Kamis (14/08/2025) siang.
Ia menilai, hasil kajian nantinya dapat dijadikan acuan oleh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menyusun langkah konkret. “Kalau ini sudah jadi, itu bisa jadi peta juga bagi stakeholder, dalam hal ini OPD, baik di kecamatan, kelurahan, kalau bisa sampai situ, lebih bisa menjadi peta mereka,” katanya.
Bagi Iswandi, data yang terpetakan secara detail akan membantu setiap wilayah mengenali potensi masing-masing. Dengan demikian, strategi pengembangan bisa lebih terarah. “Mereka tahu potensi apa yang ada di wilayahnya dan tinggal bagaimana strategi pengembangannya,” tuturnya.
Ia menegaskan DPRD, khususnya Komisi II, menyambut positif adanya kajian akademis tersebut karena berpeluang memperbesar pendapatan asli daerah (PAD). “Ya kita menyambut, kalau yang begini kita menyambut baik, terutama Komisi 2 supaya kita tahu potensi-potensi yang masih bisa dimaksimalkan terutama untuk peningkatan PAD nanti,” ucapnya.
Iswandi juga menyoroti adanya temuan komoditas yang tidak terduga dalam laporan awal, seperti gula merah dan keripik singkong. “Nah, saya ini tadi malah bingung juga gula merah, ini kalau saya ngobrol dengan Dinas Pertanian dan lain sebagainya, nggak pernah masuk itu gula merah, tapi di hasil penelitian kajian akademik tadi ada,” ungkapnya. Ia menambahkan, “Ini yang saya bingung, sebab saya mau menanyakan juga termasuk tadi keripik singkong katanya.”
Selain soal potensi daerah, ia menekankan perlunya memberi perlindungan kepada pelaku usaha mikro yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal. “Kemarin kita juga lagi bahas, tapi bahas itu perlindungan untuk usaha mikro ya, usaha mikro,” ujarnya.
Menurut Iswandi, langkah tersebut perlu disatukan dalam strategi besar peningkatan ekonomi daerah yang berpihak kepada UMKM. “Mungkin satu, nanti bisa jadi satu kesatuan juga,” tuturnya. Ia menambahkan bahwa dukungan regulasi menjadi kunci agar upaya pemberdayaan pelaku usaha kecil dapat berjalan efektif. “Jadi, nanti yang minimal kan bagaimana meningkatkan perekonomian daerah yang nyata dan pelaku UKM, itu pasti kita support itu dalam bentuk regulasi” pungkasnya.[]
Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum