Kuasa Hukum Jokowi Serahkan Ijazah Asli ke Bareskrim, Penyelidikan Masuki Tahap Uji Laboratorium

JAKARTA – Kuasa hukum Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri hari ini, Jumat (9/5/2025), guna menyerahkan dokumen asli ijazah yang menjadi sorotan publik dalam sebulan terakhir. Yakub Hasibuan hadir mewakili Jokowi, didampingi ajudan Kompol Syarif serta adik ipar Presiden, Wahyudi Andrianto.

“Kami hanya memenuhi permintaan dari pihak Bareskrim untuk menghadirkan dan membawa sejumlah dokumen, termasuk ijazah asli dari Pak Jokowi,” ujar Yakub kepada wartawan di lobi Bareskrim Mabes Polri pukul 09.31 WIB.

Yakub menambahkan, ijazah asli tidak dikirimkan melalui kurir demi menjaga keamanan dan keaslian dokumen, melainkan dititipkan langsung kepada Wahyudi Andrianto sebagai pihak terpercaya.

Selain ijazah, turut dibawa pula dokumen-dokumen pendukung lain yang diyakini dapat memperjelas polemik yang mencuat terkait keaslian ijazah Jokowi, khususnya yang dipertanyakan oleh pelapor dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA).

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro, menyatakan proses penyelidikan telah mencapai 90 persen. Fokus saat ini tinggal pada tahap uji laboratorium ilmiah terhadap dokumen fisik, termasuk foto dan lembaran yang dipermasalahkan.

“10 persennya tinggal pengujian laboratorium. Termasuk foto, lembaran, dan dokumen lainnya sudah masuk laboratorium,” jelasnya dalam konferensi pers di Mapolresta Surakarta, Kamis (8/5/2025).

Djuhandani menegaskan laboratorium forensik Polri yang menangani kasus ini telah teruji secara internasional dan memiliki reputasi dalam mengungkap berbagai kasus besar seperti Bom Bali dan pemalsuan dokumen.

Jika hasil uji laboratorium menyatakan dokumen identik dan otentik, maka dugaan pemalsuan yang dilaporkan dianggap tidak terbukti dan proses penyelidikan akan dihentikan. Namun, jika ditemukan ketidaksesuaian, maka akan dilakukan pendalaman lanjutan.

Selain pengujian dokumen, Bareskrim telah memeriksa sejumlah pihak, termasuk teman kuliah, pembimbing akademik, serta rektor. Djuhandani menyebut bahwa tujuh dokumen pembanding dari jenjang SMA hingga perguruan tinggi turut diuji sebagai bagian dari verifikasi.

“Yang diuji bukan hanya dokumen yang dipersoalkan, tapi juga pembandingnya. Kami bekerja profesional, mengedepankan metode saintifik agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan,” tutupnya.

Pihak Bareskrim menegaskan akan menyelesaikan penyelidikan ini secepat mungkin, namun tetap berhati-hati agar hasilnya valid dan tidak menyisakan celah hukum. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *