Keripik Tempe Loh Sumber, Inovasi yang Mengguncang Ekonomi Lokal

ADVERTORIAL  – Di tengah tantangan pembangunan ekonomi desa yang kerap bergantung pada dana pemerintah, sebuah kisah inspiratif muncul dari Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, mengungkapkan bahwa penguatan ekonomi desa sejatinya terletak pada kreativitas dan sinergi masyarakat, bukan semata pada besaran dana desa. (11/09)

Desa Loh Sumber berhasil mengembangkan produk unggulan berbasis olahan tempe menjadi keripik tempe yang kini siap menembus pasar nasional bahkan internasional. Produk ini bukan sekadar camilan, tetapi simbol keberhasilan pemberdayaan masyarakat melalui UMKM dan PKK.

Kisah sukses ini dipimpin oleh Kepala Desa Sukirno, yang bersama kelompok pengrajin lokal dan ibu-ibu PKK membangun sistem produksi keripik tempe yang inklusif. Dukungan juga datang dari perusahaan pendamping yang membantu dalam pengembangan kemasan dan inovasi rasa.

Transformasi ekonomi desa ini berlangsung secara bertahap, dengan puncak pengakuan publik terjadi pada tahun 2023 saat keripik tempe Loh Sumber meraih Juara II dalam lomba inovasi di Big Mall Samarinda. Pada 10 September 2025, Arianto secara resmi mengapresiasi pencapaian tersebut.

Semua proses berlangsung di Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Desa ini kini menjadi model pemberdayaan ekonomi lokal yang sukses.

Menurut Arianto, keberhasilan ini lahir dari visi kepala desa yang tidak hanya fokus pada administrasi, tetapi juga pada pengembangan potensi lokal. Tempe dipilih karena memiliki nilai gizi tinggi dan potensi pasar global, terutama di negara-negara seperti Amerika Serikat yang mulai mengadopsi tempe sebagai sumber protein nabati.

Proses produksi keripik tempe dimulai dari pencucian, pemecahan, perebusan, hingga peragian kedelai oleh empat pengrajin lokal. Setiap pengrajin mengolah lima kilogram kedelai dari total kebutuhan 20 kilogram. Setelah itu, PKK mengambil alih untuk menggoreng dan mengemas produk. Sistem ini memastikan pemerataan pemberdayaan dan keterlibatan aktif masyarakat. Bahkan, anak-anak sekolah direncanakan akan dilibatkan dalam proses pengemasan sebagai bagian dari edukasi kewirausahaan.

Selain menjuarai lomba inovasi, produk ini juga pernah meraih penghargaan dalam ajang Posyantek tingkat kabupaten. Meski tahun ini tidak mengikuti lomba, komitmen Desa Loh Sumber tetap kuat untuk terus mengembangkan UMKM dan membuka peluang ekspor.

“Kami dorong desa-desa lain di Kukar untuk meniru jejak Loh Sumber. Dengan inovasi dan kolaborasi, desa bisa menjadi motor ekonomi daerah, bahkan menembus pasar global.” tutut Arianto.

Desa Loh Sumber bukan hanya memproduksi keripik tempe. Mereka sedang meracik masa depan ekonomi desa yang mandiri, kreatif, dan berdaya saing tinggi. []

Redaksi10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *