Lakpesdam NU Paiton Tengarai Radikalisme Menyasar Lembaga Pendidikan

RADIKALISME : Lakpesdam NU MWC Paiton gelar Goes To School "Pengenalan Islam Wasathiyah", MInggu (3/9) bertempat di Masjid Baitul Rahim Dusun Patukangan Randutatah Paiton.(Foto : Abdullah)

PROBOLINGGO-Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Masyarakat (Lakpesdam) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Paiton menengarai bahaya radikalisme menjadi ancaman para pemuda, bahkan diduga akan menyasar pada lembaga pendidikan seperti sekolah atau madrasah.

Peserta Goes To School beserta jajaran guru di Lembaga Pendidikan Islam Pondok Pesantren Darul Hikmah Randutatah Paiton Probolinggo

Jika semua guru dan para pengelola pendidikan tidak mewaspadainya, ini akan menjadi ancama serius. Inilah yang memotivasi Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Masyarakat (Lakpesdam) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Paiton mengadakan safari ke sekolah dan madrasah dengan kegiatan Lakpesdam Goes to School bertajuk “Pengenalan Islam Wasathiyah”.

“Program ini terus digencarkan, bahkan ditargetkan pada tahun 2024 Indonesia mendapatkan apresiasi sebagai negara berprespektif moderasi beragama dari berbagai capaian indeks kerukunan antar beragama. Hal ini perlu disokong,” tegas Ponirin Mika Ketua Lakpesdam NU MWC Paiton, Minggu (3/9) bertempat  di Masjid Baitul Rahim Dusun Patukangan Randutatah Paiton

Dalam pemaparannya, Ponirin Mika mengingatkan pentingnya meneladani Rasulullah sebagai potret manusia yang ideal. Nabi terakhir ini, dalam melaksanakan ajaran agama tidak berlebihan.

Ia pun menyampaikan sebuah cerita tentang sabahat yang datang kepada nabi dan menyampaikan bahwa dirinya telah melaksanakan ajaran agama dengan baik. Ia berpuasa tanpa berbuka, dan tidak kawin dengan alasan takut mengganggu ibadahnya.

“Nabi mengatakan, aku ini adalah manusia yang terbaik. Tapi aku makan, tidur dan kawin. Kisah itu merepresentasikan posisi islam berada pada golongan ekstrem kanan, dan wasathiyah yang kita pelajari sebagaimana yang dicontohkan nabi, membelah jalur tengah aqidah diantara islam garis kanan dan garis kiri,” jelasnya.

Sementara itu Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikmah Kiai Maryo menyambut baik pelaksanaan kegiatan Lakpesdam MWCNU Paiton di pesantrennya ini.

Menurutnya, keberadaan lingkungan sekitar pesantren yang diasuhnya telah merasakan banyak keragaman golongan dalam Islam yang bisa berimplikasi pada terpecahnya peradaban.

“Sudah saatnya kader-kader NU melebur pada masyarakat, menjadi tameng dan pahlawan di level akar rakyat dari guncangan beragam golongan yang berusaha mendiskreditkan kesucian islam,” pungkasnya.(Abdullah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *