Masterplan Banjir Masih Ngambang

Apa kabar masterplan pengendalian banjir di Kota Samarinda yang kabarnya hendak direvisi? Hingga memasuki pertengahan tahun kini, ternyata belum ada kejelasan kabar soal revisi masterplan pengendalian banjir yang kabarnya telah usang karena menggunakan acuana tahun 2003. Sayangnya perkembangan menuju proses revisi masterplan dimaksud sampai sekarang belum juga berjalan. Bahkan proses tender untuk menentukan konsultan perencana yang bakal melakukan revisi tersebut juga belum beres.

Dengan demikian, hingga kini pengendalian banjir di Samarinda sebenarnya tetap mengacu dan menggunakan masterplan lama yang selama ini disebut telah usang itu akibat tidak sesuai dengan perkembangan kota terkini. Dengan demikian, belum bisa dipastikan kapan baru bisa menggunakan masterplan baru sebagai acuan pengendalian banjir di Kota Tepian.

Kabid Pengendalian Banjir Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Samarinda, Budi Tristiyono yang dikonfirmasi terkait itu tidak menampiknya. Namun ia menyebut saat ini proses tender tengah dilakukan. Bila nanti sudah ada pemenangnya, maka bisa secepatnya disusun masterplan sebagai acuan pengendalian banjir di tahun-tahun mendatang. “Ya, kita tunggu dulu hasil lelangnya. Semoga nanti bisa dapat konsultan yang bagus dan berkompeten dalam penyesuaian masterplan banjir di Samarinda,” ujar Budi.

Setelah beres masterplan, maka tahap berikutnya adalah menyusun Deteiled Engineering Design (DED) pengendalian banjir. Bahkan, ia beharap agar pada APBD Perubahan (APBD-P) tahun ini lebih banyak fokus untuk menyelesaikan sejumlah DED pengendalian banjir.

Itu dengan pertimbangan bahwa limit waktu pada APBD-P yang terlampau singkat sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada dana yang tidak terserap sehingga berakibat pada membengkaknya Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) di akhir tahun. “Selanjutnya, pada APBD 2015 kita fokuskan dengan pengendalian fisik di lapangan. Jadi bisa lebih maksimal,” terangnya.

Terkait masterplan banjir, seharusnya diajukan sebanyak Rp 15 miliar untuk pengendalian banjir secara keseluruhan di Kota Samarinda. Namun karena yang dikucurkan pada APBD 2014 hanya sekitar Rp 6 miliar sehingga anggaran tersebut yang dimaksimalkan. Tentunya tidak bisa mencakup keseluruhan wilayah Samarinda. Sehingga hanya beberapa wilayah kecamatan tertentu yang diprioritaskan. Khususnya yang dinilai paling parah.

“Kemungkinan besar kita lebih fokuskan untuk penyelesaian masterplan pengendalian banjir untuk wilayah Samarinda Ulu dan Samarinda Utara yang selama ini cukup parah genangan banjirnya,” ujar Wakil Wali (Wawali) Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail, belum lama ini. [] RedFj/BP