Pakistan Balas Serangan Balik India, Pangkalan Udara Udhampur Jadi Target

ISLAMABAD – Ketegangan militer antara India dan Pakistan kembali memanas. Militer Pakistan meluncurkan serangan udara terhadap pangkalan udara Udhampur di Pathankot, Punjab, India, pada Sabtu (10/5/2025), sebagai respons atas serangan sebelumnya yang dilancarkan New Delhi ke wilayahnya.
Dalam laporan yang disampaikan Reuters, militer Pakistan mengklaim serangannya berhasil menghantam landasan pacu di pangkalan Udhampur. Operasi militer ini diberi nama Operasi Bunyan Marsoos, sebagaimana diumumkan oleh sayap media militer Pakistan.
Serangan balasan tersebut dilakukan setelah militer India dikabarkan meluncurkan rudal ke tiga pangkalan udara Pakistan pada dini hari yang sama. Ketiga lokasi yang diserang India adalah Pangkalan Udara Nur Khan di Rawalpindi, Pangkalan Udara Rafiqui di Shorkot, Punjab, dan Pangkalan Udara Murid di Kota Chakwal yang berjarak sekitar 120 kilometer dari Islamabad.
Menurut laporan media militer Pakistan, serangan yang dilakukan India menggunakan rudal udara-ke-permukaan. Namun, Pakistan mengklaim berhasil mencegat seluruh rudal tersebut dan memastikan tidak ada aset militer yang mengalami kerusakan.
Serangan timbal balik ini merupakan eskalasi terbaru sejak konflik bersenjata kembali pecah pada Rabu (7/5/2025). Sedikitnya 48 orang dari kedua belah pihak dilaporkan tewas akibat pertempuran yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Ketegangan antara dua negara bertetangga yang bersenjata nuklir itu meningkat tajam sejak insiden penyerangan oleh kelompok militan di wilayah Kashmir pada 22 April lalu, yang menyebabkan 26 wisatawan asal India tewas. Pemerintah India menuduh Pakistan mendukung kelompok tersebut, tudingan yang langsung dibantah Islamabad.
Pemerintah Pakistan menyatakan siap melakukan penyelidikan terbuka untuk mengungkap dalang sebenarnya di balik insiden Kashmir. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda meredanya konflik antara kedua negara.
Situasi ini memicu keprihatinan komunitas internasional yang menyerukan agar kedua belah pihak segera menghentikan aksi militer dan mencari penyelesaian melalui jalur diplomatik untuk mencegah eskalasi lebih lanjut yang dapat berdampak luas terhadap stabilitas kawasan Asia Selatan. []
Nur Quratul Nabila A