Peluang Pelaku UMKM Berinvestasi di Hilirasi Komoditas Kelapa Sawit

ADVERTORIAL – Komoditas kelapa sawit menjadi hasil perkebunan unggulan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim mendorong hasil komoditas tersebut untuk diolah dengan berbagai produk derivatif. Pemprov Kaltim telah menggalakkan program hilirisasi minyak sawit yang merupakan strategi pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dengan melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kaltim.

Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Kaltim Ahmad Muzakkir menjelaskan bahwa Kelapa Sawit merupakan salah satu komoditi unggulan di Kaltim, dan dengan luas areal mencapai kurang lebih 1.411.861 hektare di Tahun 2022. Luasan itu terbagi dua jenis yakni 972.000 hektare dari perusahaan besar swasta, dan untuk perkebunan dari masyarakat petani seluas kurang lebih 373.000 hektare.

Hal tersebut diungkapkan Ahmad Muzakkir dalam satu kesempatan sosialisasi Sosialisasi Pengembangan Industri Hilir Berbasis Kelapan Sawit pada pertengahan Oktober lalu. Meskipun produknya masih banyak dijual mentah dalam bentuk Tandan Buah Segar (TBS), komoditas kelapa sawit memiliki nilai yang sangat kompetitif, di awal November lalu Ahmad Muzakkir merilis kenaikan harga TBS secara signifikan, untuk kelompok umur 10 tahun dengan harga Rp2.174,53 per kilogram atau naik Rp 17,78 per kilogram.

Dengan luas perkebunan sawit lebih 1,4 juta hektare itu, lanjut Ahmad Muzakkir, para pengusaha perkebunan dan petani telah menghasilkan produksi 19,2 ton TBS atau setara 3,8 juta ton  Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah. “Dengan hasil tersebut, tentunya di Kaltim memiliki peluang untuk mendirikan pabrik mini minyak goreng yang berdasarkan ketersediaan bahan baku tandan buah segar,” terangnya.

Ahmad Muzakkir menjelaskan, berdasarkan data Disbun Kaltim dan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim, telah mencapai kurang lebih 12.472 hektare dan tersebar di tujuh kabupaten kota, 31 kecamatan, 66 desa serta melibatkan 206 kelompok tani dan 8.076 kepala keluarga yang terlibat dalam perkebunan kelapa sawit di Kaltim.

Hilirari produk kelapa sawit juga didorong Disbun Kaltim untuk melibatkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terutama dalam memproduksi minyak goreng sawit skala kecil, seperti pamigo. “Kita telah memberikan kesempatan dengan pihak UMKM juga koperasi di Kaltim untuk terus berkolaborasi dalam percepatan hilirisasi industri sawit nasional, guna dapat berperan dalam pembangunan pabrik minyak goreng sawit skala kecil,” terang Ahmad Muzakkir.

Menurut dia, produk pamigo menjadi solusi bagi UMKM untuk terlibat aktif dalam hilirasi komoditas kelapa sawit, karena nilai investasinya jauh lebih rendah. “Dengan adanya Pamigo ini merupakan salah satu solusi dalam permasalahan harga dan penyerapan TBS petani swadaya yang lokasi jauh dari pabrik, sehingga masyarakat Kaltim khususnya sektor perkebunan lebih sejahtera,” pungkasnya. (ADV/AZS/DISKOMINFO.KALTIM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *