Pemilik Ekskavator Harus Bertanggung Jawab

indexAmbruknya Jembatan Benanga di Desa Muang, RT 31, Kelurahan Lempake, Samarinda Utara, Senin (9/6) membuat banyak pihak dirugikan. Apalagi, jembatan kayu yang menjadi akses utama bagi warga Muang Dalam itu ambruk bukan karena musibah.
Tetapi murni akibat kelalaian salah satu kontraktor, yang sengaja menggunakan jembatan itu untuk dilintasi kendaraan berat jenis ekskavator.

Sekretaris Komisi III DPRD Samarinda Mursyid Abdul Rasyid kepada Sapos kemarin siang mengaku sangat kesal. Menurutnya, ambruknya jembatan tersebut kini membawa dampak negatif yang begitu luas. Karena menjadi satu-satunya akses bagi warga Muang Dalam untuk mengangkut hasil pertaniannya ke kota, sehingga kini aktivitas mereka menjadi lumpuh total pasca ambruknya jembatan tersebut.

“Roda perekonomian masyarakat jadi tergangggu. Jadi ini tidak bisa dibiarkan. Harus ada tindakan cepat,” katanya.
Karena itu, siang ini Komisi III berencana memanggil Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) selaku penanggung jawab proyek. Berikut kontraktor dan pemilik ekskavator. “Intinya kami minta supaya pemilik ekskavator bertanggung jawab. Karena jembatan itu bukan kapasitasnya untuk dilalui alat berat,” tegasnya.

Diakui Mursyid, memang sudah ada perencanaan untuk membangun jembatan tersebut secara permanen. Namun untuk menuju ke pembangunan yang permanen tersebut, masih memerlukan waktu. Sementara jika tak segera dibenahi, aktivitas ekonomi warga setempat menjadi terganggu.

“Makanya, kita minta supaya pemilik ekskavatornya bertanggung jawab. Minimal dengan membangunkan jembatan yang semi permanen sebagai penggantinya, sambil menunggu pembangunan jembatan yang benar-benar permanen. Biar akses warga Muang Dalam menuju pusat kota tidak sampai terganggu,” tandas Mursyid.

Sebelumnya, pemilik ekskavator Anton Surya menegaskan siap bertanggung jawab memperbaiki kerusakan. Namun perbaikan dilakukan hanya pada bagian yang rusak. Jika diminta memperbaiki dengan konstruksi lebih bagus atau membangun baru, Anton mengaku tidak sanggup.

“Saya akan perbaiki yang saya rusak. Kalau saya disuruh memasang tiang pancang, saya tidak sanggup,” tegasnya.
Jembatan tersebut rencananya tahun ini diperbaiki secara bertahap dengan sumber dana dari APBD Kota Samarinda sebesar Rp 2 miliar. Dana tersebut termasuk pembangunan jembatan darurat. [] RedFj/SP