Produktivitas Padi Menurun, Cadangan Beras Harus Disiapkan

PARLEMENTARIA – Menurunnya produksi padi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada tahun 2023 ini sebanyak 10,08 persen dibandingkan produksi tahun 2022 lalu, perlu disikapi dengan memperkuat cadangan beras agar di akhir tahun harga beras tetap stabil. Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim merilis laporan, sebesar 215,29 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) mengalami penurunan sebanyak 24,13 ribu ton GKG dibanding tahun 2022 yang sebesar 239,42 ton GKG.

Sementara produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 125,23 ton. Mengalami penurunan sebanyak 14,04 ribu ton atau 10,08 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 139,27 ribu ton. Apa yang dikemukakan BPS tersebut mendapat perhatian serius dari Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kaltim Nidya Listiyono. Dia mendorong Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk merancang strategi yang efisien guna memenuhi kebutuhan masyarakat di Kaltim.

Ditemui media ini di ruang kerjanya di Kantor DPRD Kaltim Jalan Teuku Umar, Karang Paci, Samarinda, Senin (30/10/2023), Nidya menekankan bahwa langkah-langkah antisipasi harus dilakukan secara berkelanjutan, bukan hanya terkait dengan perayaan-perayaan khusus seperti lebaran atau Natal. “Keberlanjutan pasokan pangan sepanjang tahun perlu menjadi perhatian utama,” ujar politisi Partai Golkar ini.

Menurut dia, meskipun Provinsi Kaltim selama ini sering mendatangkan beras dari luar wilayah ketika stok menipis, namun katanya fokus utama harus selalu diberikan pada produksi beras lokal. “Karena selama ini kita bergantung kepada daerah lain. Kenapa kita tidak buat produk beras sendiri saja? Misal beras Kalimantan. Karena secara lahan semisal di Kutai Kartanegara juga itu luas,” tandasnya.

Meski demikian dia mengakui, dampak perubahan iklim El Nino turut mempengaruhi produktivitas pertanian, terutama padi. Bahkan sejumlah lahan pertanian mengalami gagal panen tahun ini akibat kemarau panjang. Hal tersebut diperparah dengan semakin berkurangnya lahan pertanian di Provinsi Kaltim. “Faktor utamanya bisa disebabkan oleh berkurangnya lahan pertanian dari pada dampak dari perubahan iklim El Nino,” ucap Tyo, sapaan akrabnya.

Nidya Lisyono berharap agar cadangan beras benar-benar dihitung sesuai kondisi di lapangan. “Cadangan beras harus disiapkan dengan baik sehingga tidak menyebabkan terjadinya kenaikan harga di pasaran,” tegasnya. []

Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aji Utami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *