Sampri Shaputra: Solusi Permanen untuk Kemacetan Simpang 4

ADVERTORIAL – Kemacetan yang rutin terjadi di simpang empat Jalan Pattimura dan Jalan Sultan Hasanuddin, Samarinda Seberang, menjadi sorotan serius dari Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sampri Shaputra. Menurutnya, peningkatan volume kendaraan dan lampu lalu lintas yang tidak berfungsi menjadi penyebab utama kemacetan yang kerap menimbulkan antrean panjang di jam-jam sibuk.
“Meminta Dishub Kota Samarinda agar mengaktifkan lampu lalu lintas di simpang empat Samarinda Seberang,” ujar Sampri saat ditemui di Kantor DPRD Kota Samarinda, Kamis (04/09/2025) sore.
Ketiadaan lampu pengatur membuat arus kendaraan tidak terkontrol, sehingga masyarakat sering terpaksa mengambil inisiatif untuk mengatur lalu lintas secara mandiri. Relawan yang turun langsung ke lapangan, meski berniat baik, kerap tidak memiliki pengetahuan atau pelatihan formal mengenai pengaturan lalu lintas.
“Sehingga kadang-kadang banyak relawan-relawan yang melakukan pengaturan yang menurut kita tidak punya basic di sana, tidak punya basic bagaimana mengatur lalu lintas bahkan cenderung malah jadi macet,” jelas Sampri.
Pengaturan spontan ini, menurut Sampri, berpotensi memperparah kemacetan. Relawan kadang menghentikan kendaraan terlalu lama, atau membiarkan beberapa kendaraan melaju terlalu cepat, sehingga alur lalu lintas menjadi tidak stabil. “Ini peran polisi lalu lintas juga untuk memberikan perhatian di situ,” imbuhnya.
Sampri menegaskan, pengaturan lalu lintas seharusnya menjadi tanggung jawab pihak yang memiliki keterampilan dan pelatihan resmi, seperti aparat kepolisian. “Kalau polisi lalu lintas kita yakinlah karena dia sudah dibekali dengan ilmu mengatur lalu lintas sehingga paham,” katanya.
Meskipun demikian, ia tetap mengapresiasi inisiatif masyarakat yang berusaha membantu kelancaran arus lalu lintas. “Saya juga sebenarnya memberikan apresiasi juga pada masyarakat yang berinisiatif untuk mengatur lalu lintas sebagai relawan,” ucapnya. Namun, peran tersebut bersifat sementara dan bukan solusi permanen.
“Terlepas itu kemudian ada yang memberi dan sebagainya itu urusan si pengguna jalan, mungkin berterima kasih atas jasa mereka mengatur lalu lintas tapi paling tidak itu mungkin sedikit membantu. Tapi kadang-kadang karena tidak punya skill, tidak ada pembekalan tentang pengaturan lalu lintas, kadang-kadang bisa menyebabkan jadi macet parah,” tegas Sampri.
Menurut Sampri, solusi permanen untuk masalah kemacetan di simpang empat ini hanya dapat diwujudkan melalui pengaktifan lampu lalu lintas yang berfungsi dan penempatan pengatur arus secara profesional. Traffic light yang aktif akan memberikan jeda terukur bagi kendaraan kapan harus berhenti dan kapan harus berjalan, sehingga antrean dapat diurai secara lebih efisien.
“Kalau itu traffic light atau lampu pengatur lalu lintas itu diaktifkan, saya kira kemacetan itu mungkin bisa diurai,” pungkas Sampri.
Dengan perhatian serius dari pihak terkait, termasuk Dinas Perhubungan Kota Samarinda, diharapkan kemacetan di kawasan ini bisa diminimalisir. Selain memberikan kenyamanan bagi pengendara, penataan lalu lintas yang profesional juga berdampak positif terhadap keselamatan, kelancaran transportasi, dan aktivitas ekonomi masyarakat di sekitar simpang empat. []
Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum