Sosialisasi Gerakan Bersama Tebas Jentik (Gema Tjantik) dan Stunting di Desa Randupitu

BEBAS JENTIK : Sosialisasi bebas jentik dalam rangka menanggulangi wabah demam berdarah dan menekan angka stunting di Desa Randupitu kecamatan Gending kabupaten Probolinggo, dimulai sejak pukul 10.00 wib. Kamis, (23/11/2023).(Foto : Misbahul)

PROBOLINGGO-Rangkaian acara sosialisasi kepada masyarakat untuk menanggulangi wabah demam berdarah dan menekan angka stunting di Desa Randupitu kecamatan Gending kabupaten Probolinggo, dimulai sejak pukul 10.00 wib. Kamis, (23/11/2023).

Acara dibuka oleh Kades Randupitu Samsul Huda bersama Sekcam Gending Hari Santoso didampingi Oleh Dr Pungky Ariyanti sebagai narasumber dari dinas kesehatan puskesmas Gending, Asmawi Koordinator Pendamping desa Kecamatan Gending, Achmad Nurdiansyah Pendamping Desa Randupitu, Ali Sekdes Randupitu beserta perangkat desa dan kader posyandu serta warga masyarakat Randupitu.

Samsul Huda menyampaikan apresiasi yang telah diterima pemerintah desa Randupitu dari pemerintah daerah, karena paling aktif mengadakan sosialisasi kepada warga.

“Bersama kader Gema Tjantik, kembali kita sosialisasikan bersama PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur), yang nanti dilanjutkan kegiatan Rembug Stunting Desa Randupitu”, ujarnya.

Sekcam Gending Hari Santoso, berharap kegiatan sosialisasi kepada masyarakat ini rutin untuk dilakukan, guna menekan penyakit demam berdarah dengue dan menekan angka stunting.

Hari menambahkan bahwa kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan dalam penanganan awal termasuk koordinasi warga dengan petugas kesehatan.

Dr Pungky Ariyanti kepala Puskesmas Kecamatan Gending kemudian didepan layar proyektor, menerangkan tentang jenis nyamuk

Cri-ciri, cara berkembang biak, waktu-waktu nyamuk menggigit, anak kecil sering menjadi sasaran gigitan nyamuk serta masa perkembang biakan nyamuk aedes aegypti.

“Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dilakukan 3 hari sekali, hal ini berdasarkan siklus perkembangbiakan nyamuk DBD”, ungkapnya.

“Fase demam berdarah, panas tinggi sampai 40°, hal ini karena penyebabnya adalah virus, jika 3 hari panas lagi diwaspadai, karena dengan deteksi dini bisa ditanggulangi dengan baik dan dapat mencegah kematian”, jelasnya.

Dr Pungky berpesan kepada peserta sosialisasi untuk mencegah DBD dengan Rutin melakukan 3 M (menguras menutup dan mengubur), memakai kelambu tidur, mengurangi gantungan pakaian, melakukan fogging, menggunakan obat nyamuk termasuk lotion serta menghindari daerah terjangkit DBD.

Randupitu termasuk sukses sejak pencanangan PSN DBD beberapa bulan yang lalu oleh pemerintah daerah kabupaten Probolinggo dengan zero kejadian.

Selanjutnya Samsul Huda membuka sesi kedua “Rembug Stunting”, bersama Asmawi Koordinator Pendamping Desa Kecamatan Gending.

Asmawi memaparkan beberapa langkah pencegahan stunting sejak dini, antara lain ; periksa 4 kali selama kehamilan, selama 90 hari mengkonsumsi pil vitamin dan nutrisi, mendapatkan layanan pemeriksaan nifas sebanyak 3 kali selama 90 hari, mengikuti konseling gizi kelas Ibu minimal 4 kali, mendapat kunjungan dari petugas kesehatan setiap bulan, memiliki jaminan kesehatan, untuk anak usia dibawah 1 tahun wajib diimunisasi lengkap.(Misbahul)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *