Surat Terbuka Kades Entikong Kepada Presiden RI
SANGGAU-Meski program pemerintah dalam membangun infrastruktur di perbatasan sudah sangat baik dan didukung masyarakat, namun masih ada yang dianggap belum tepat.
Kepala Desa Entikong, Raden Nurdin mengatakan, pembangunan yang mendasar dan menyentuh kepada masyarakat, masih diabaikan oleh pemerintah pusat.
“Saya kecewa dengan program pembangunan pemerintah pusat, karena itu saya membuat surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo, melalui media sosial semoga bisa sampai ke beliau informasi itu,” ungkap Kades Entikong, Raden Nurdin, Rabu (19/10) pagi di Entikong.
Surat terbuka yang ditulis Raden Nurdin kepada Presiden Jokowi berikut petikannya;
Yang mulia bapak Joko Widodo
Presiden Republik Indonesi
Sebelumnya, saya mohon maaf jika apa yang saya sampaikan ini tidak berkenan dihati bapak.
Konsep bapak membangun perbatasan Entikong, yakni hanya memprioritaskan PLBN dan jalan sangat tidak tepat, padahal PLBN dan jalan kondisinya masih sangat baik. Bapak sepertinya lupa bahwa ada hal yang paling mendasar atau yang dibutuhkan harus dibangun yakni;
1.Ketersedian Listrik
2.Ketersedian Air Bersih
3.Peluang Kerja dan Usaha
4.Peningkatan sarana pendidikan dan Kesehatan
Kami mohon empat hal tersebut, juga bisa segera bapak penuhi karena itu yang mendesak dan diperlukan masyarakat Entikong, saat ini.
Terima Kasih
Kades Entikong.
Menurut Raden Nurdin, dia menulis surat terbuka itu, lantaran melihat dinamika pembangunan di lapangan yang betul-betul tidak menyentuh langsung kepada masyarakat. “Bayangkan sejak kemarin sore hingga malam hari jelang subuh listrik masih padam, begitu juga dengan pelayanan air bersih sudah nyaris bertahun-tahun tidak bisa dinikmati masyarakat,” kata dia.
Ia menambahkan, sekarang dengan dibangunnya PLBN menyebabkan peluang kerja bagi buruh pukul juga tersisih dan bisa dikatakan masyarakat tidak mendapatkan manfaat dari PLBN itu.
Diakui Raden Nurdin, selama 25 tahun perbatasan tidak mendapatkan perhatian. Namun ketika perhatian diberikan Presiden Joko Widodo, justru kepada PLBN dan jalan, bukannya yang langsung kepada kebutuhan masyarakat.
Ia melanjutkan, sampai sekarang masyarakat masih dalam keadaan yang belum merdeka dalam artian listrik kerap tidak maksimal menyala, bahkan listrik suplai dari Malaysia hanya mampu menerangi PLBN. “Akibatnya, sebagian besar desa dan kota kecamatan Entikong gelap gulita,” ujar dia.
Melalui surat terbuka itu diharapkan Presiden bisa membangun perbatasan dengan menyentuh langsung kepada kepentingan masyarakat.(Rachmat Effendi)