Tragedi Runtuhnya Kelab Malam di Republik Dominika, 66 Orang Tewas

SANTO DOMINGO β Sebuah insiden tragis terjadi di ibu kota Republik Dominika, Santo Domingo, ketika atap sebuah kelab malam bernama Jet Set ambruk pada Rabu (9/4/2025) dini hari waktu setempat.
Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 66 orang, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.
Awalnya, pihak berwenang hanya mengonfirmasi 15 korban jiwa. Namun, jumlah korban terus meningkat seiring dengan proses evakuasi yang berlangsung di tengah puing-puing bangunan yang runtuh.
Direktur Pusat Operasi Darurat Republik Dominika, Juan Manuel Mendez, mengumumkan bahwa pencarian korban masih berlangsung.
βSaat ini kami mencatat 66 korban tewas. Tim penyelamat masih terus menyisir reruntuhan untuk mencari kemungkinan korban selamat,β ujar Mendez dalam pernyataan resmi yang dikutip kantor berita AFP.
Jet Set diketahui merupakan salah satu kelab malam paling populer di Santo Domingo dan saat kejadian dipadati oleh ratusan pengunjung.
Beberapa laporan media lokal menyebutkan bahwa antara 500 hingga 1.000 orang berada di dalam gedung tersebut saat atap mulai runtuh sekitar pukul 01.00 dini hari waktu setempat.
Di antara korban tewas, tim forensik berhasil mengidentifikasi seorang politisi lokal serta seorang pemain bintang dari liga bisbol utama Amerika Serikat, Major League Baseball (MLB). Identitas keduanya belum diungkap secara resmi hingga berita ini ditulis.
Sementara itu, suasana di sekitar lokasi kejadian dipenuhi kepanikan dan kesedihan. Puluhan ambulans tampak hilir mudik mengangkut korban luka ke fasilitas kesehatan terdekat.
Di luar area kelab malam, kerumunan warga, keluarga, dan kerabat para pengunjung berkumpul sambil menangis dan berteriak, mencari informasi mengenai nasib orang-orang terkasih mereka yang belum ditemukan.
Hingga kini, pemerintah setempat belum memberikan keterangan pasti mengenai penyebab runtuhnya struktur bangunan tersebut.
Investigasi masih berlangsung untuk memastikan apakah insiden ini terkait dengan kelalaian struktural atau faktor lain seperti kelebihan kapasitas dan kurangnya pengawasan keselamatan.
Tragedi ini menjadi salah satu insiden paling mematikan yang terjadi di Republik Dominika dalam beberapa tahun terakhir dan memunculkan kembali sorotan terhadap standar keselamatan gedung-gedung publik di negara tersebut. []
Nur Quratul Nabila A