Udara Kotor, ISPA Mengancam

ilustrasi_ispa-2

INFEKSI Saluran Pernapasan Atas (ISPA) erat berkaitan dengan udara. Udara kotor menjadi biang penyakit ini.di balikpapan belakangan udara tak sehat menghantui warga. Beberapa ruas jalan berdebu karena ada proyek perbaikan, seperti di Jalan MT Haryono. Belum lagi polusi dari kendaraan bermotor. Orang yang kerap bersinggungan dengan kondisi itu jelas berpeluang besar terkena ISPA.

“Selama masih hidup, manusia tak berhenti bernapas. Maka selama kita hidup tentu memerlukan udara. Nah, ingat udara yang kotor mampu membawa berbagai virus, bakteri, dan alergi,” ucap dr Yogatama, dokter di Siloam Hospitals Balikpapan. Kata dia, ISPA dibedakan menjadi common cold dan influenza. Common cold disebabkan virus rhinovirus, respiratory syncytial virus, adenovirus. Sedangkan, influenza di antaranya disebabkan perubahan cuaca ekstrem yang mengakibatkan sirkulasi virus di udara semakin meningkat.

Perubahan udara seringmenurunkan daya tahan tubuh. Setiap orang memiliki daya tahan tubuh berbeda yang berpengaruh pada kesehatan masing-masing individu. Daya tahan tubuh ini berperan sebagai perisai memerangi potensi virus yang masuk hingga menyebarkan penyakit. “Saat daya tahan tubuh rendah, Anda mudah sekali terkena ISPA. Meski begitu beberapa virus bisa sembuh dengan sendirinya. Tapi perlu mendapat perhatian khusus jika terjadi sebuah komplikasi,” imbuhnya.

Pada penderita common cold ringan, bisa bertahan tanpa obat. Sebab, virus penyebabnya bisa mati setelah 2-10 hari. Namun, bagi penderita influenza harus lebih peka. Penyakit yang bisa menyerang anak hingga orang dewasa ini bisa bertahan dalam tubuh hingga berbulan-bulan lamanya. Sesuai dengan masa hidup dan inkubasi virus.

“Gejala yang ditunjukkan bervariasi. Mulai dari demam, pilek, hidung mampet, batuk kering, batuk berdahak. Bahkan menimbulkan komplikasi seperti radang paru-paru (pneumonia), dengan gejala sesak napas,” jelas alumnus Universitas Diponegoro 2004 ini. Lebih lanjut, dokter Yoga menyarankan agar rajin mencuci tangan. Ini untuk meminimalisasi kontak dengan virus karena menyentuh benda-benda di sekitar Anda.

“Tangan merupakan sarang penyakit. Sebab menjadi jembatan penularan berkepanjangan. Gunakan masker atau Alat Pelindung Diri (APD) lain, ataupun menjaga gaya hidup sehat,” kata pria kelahiran Balikpapan, 1 September 1979. [] RedFj/KP