Warga Barito Utara Sealkan Puluhan Pohon Pelam di Tebang
BARITO UTARA -Warga Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah menyesalkan puluhan pohon palem raja (Roystonea regia) yang ditanam di sepanjang Jalan Pramuka dan Jalan Pendreh ditebang oleh PT PLN dengan alasan menganggu jaringan listrik.
“Padahal pohon palem yang sudah berusia sekitar sepuluh tahunan itu selama ini menjadi salah satu tanaman keindahan kota Muara Teweh,” kata seorang warga Muara Teweh, Hibrizi, Pada Hari Jumat (9/10).
Pohon palem raja yang merupakan tanaman golongan pinang-pinangan atau Arecaceae itu tumbuh subur di pinggir kedua jalan itu di Muara Teweh.
Menurut dia, pepohonan yang ada di pinggir jalan termasuk pohon palem itu merupakan salah satu titik pantau penilaian Adipura yang merupakan suatu penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Adipura diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Kalau pohon itu yang berfungsi sebagai oksigen dan keindahan kota itu ditebang bagaimana kita bisa meraih penghargaan itu yang selama ini diidam-idam setiap daerah dalam mengelolaa kebersihan kota,” kata dia.
Warga lainnya Maman mengatakan tanaman pohon palem yang masuk kawasan ruang terbuka hijau itu ditanam menggunakan dana dari pemerintah bukan dari swasta sekitar tahun 97-an lalu, apalalagi harga pohon itu relatif mahal berkisar Rp5 juta sampai Rp10 juta an khususnya yang sudah tumbuh besar.
Selain itu tanaman pohon palem yang ada di depan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Barito Utara Jalan Pendreh juga ditebang, padahal cukup jauh dari jaringan atau kabel listrik PLN.
“Kami minta pihak PLN jangan asal tebang pohon, karena sudah merusak keindahan kota, semestinya kan bisa dipangkas saja tidak perlu sampai ditebang” katanya.
Sementara Kepala PT PLN Rayon Muara Teweh,Tatok Winarko mengatakan penebangan pohon palem itu dilakukan karena sudah menganggu jaringan listrik PLN sehingga sering terjadi padam listrik di daerah ini.
“Pohon yang kami tebang hanya yang berada di bawah jaringan listrik yang ada kabel tiga aja, kalo selain itu ngak perlu ditebang,” kata dia.
Penebangan pohon ini, kata dia, sudah mendapat izin dari pemerintah daerah melalui Sekretaris Daerah Pemkab Barito Utara, Jainal Abidin.
“Kalau ngak ada izin, mana kami berani nebang-nebang pohon milik pemerintah daerah. Masalah ini akan kami koordinasikan lagi dengan Bidang Tata Kota pada Dinas Pekerjaan Umum Barito Utara terkait teknis di lapangan,” ujar Tatok.
Sekretaris Daerah Pemkab Barito Utara, Jainal Abidin mengakui penebangan pohon palem itu atas permintaan pihak PLN sudah beberapa kali dan sudah lama karena dinilai sudah menganggu jaringan listrik yang sering padam.
“Pemotongan pohon palem itu terpaksa dilakukan karena sudah terlalu tinggi dan selalu menimbulkan gangguan listrik,” kata dia.
Programn ke depannya pemerintah Kabupaten Barito Utara akan melakukan penanaman kembali di lokasi pohon palem yang ditebang dan kawasan lain dengan jenis tanaman yang lebih pendek sehingga tidak menganggu jaringan listrik.
“Kita akan menanam kembali dengan jenis pohon yang tumbuhnya lebih rendah, sehingga keindahan kota ini tetap terjaga,” ujar Jainal Abidin. [] ANT