Pemerintah Matangkan Rencana Pemasangan Stairlift Permanen di Candi Borobudur

JAKARTA — Pemerintah tengah mematangkan rencana pemasangan fasilitas stairlift secara permanen di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, guna meningkatkan aksesibilitas bagi pengunjung berkebutuhan khusus, termasuk penyandang disabilitas dan lansia.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa uji coba penggunaan stairlift telah dilakukan saat kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron pada akhir Mei lalu.

“Uji coba kemarin sebenarnya merupakan bagian dari rencana yang sudah lama disiapkan. Ini bagian dari adaptasi menuju inklusivitas, terutama bagi pengunjung lanjut usia, penyandang disabilitas, dan komunitas tertentu seperti para biksu,” ujar Fadli dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (5/6/2025), sebagaimana dikutip dari Antaranews.

Stairlift adalah perangkat bantu yang dirancang untuk mengangkat seseorang menaiki atau menuruni anak tangga.

Alat ini biasanya dipasang di sisi tangga dan dapat dilepas atau disesuaikan dengan struktur bangunan.

Menurut Fadli, pemasangan permanen akan mempertimbangkan aspek kelestarian bangunan cagar budaya.

Ia menyebut bahwa jika fasilitas tersebut jadi dipasang secara tetap, desainnya akan disesuaikan agar tidak merusak struktur asli candi.

“Kita akan libatkan para ahli, terutama yang berpengalaman dalam konservasi situs budaya, agar fasilitas ini tailor made dan tidak merusak. Sementara yang kemarin hanya ditempel di pagar,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengungkapkan bahwa pemasangan stairlift bersifat sementara saat kunjungan Macron merupakan permintaan resmi dari Pemerintah Prancis.

Menurut Hasan, permintaan itu dimaksudkan agar Presiden Macron dapat mengakses tingkatan candi dalam waktu terbatas.

Namun, usai kunjungan tersebut, sejumlah kelompok masyarakat, termasuk komunitas Buddhis dan pemerhati budaya, mengusulkan agar fasilitas serupa dipermanenkan.

“Usulan itu cukup baik dan patut dipertimbangkan. Semangatnya adalah menjadikan situs budaya nasional lebih ramah terhadap semua kalangan,” ujar Hasan saat membuka acara Public Diplomacy di Jakarta pada 28 Mei 2025.

Ia menambahkan, banyak situs sejarah dunia yang telah mengadopsi pendekatan serupa.

“Di Akropolis, Yunani, misalnya, sudah ada lift untuk pengunjung. Beberapa situs di Vietnam juga menyediakan akses serupa. Jadi, jika dilakukan dengan penuh kehati-hatian, usulan ini bisa memperkuat nilai inklusivitas Borobudur sebagai warisan dunia,” tuturnya.

Rencana ini kini masih dalam tahap pembahasan lintas kementerian dan lembaga, termasuk konsultasi dengan UNESCO mengingat status Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia.

Pemerintah menegaskan bahwa aspek pelestarian tetap menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan terkait situs sejarah tersebut. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *