Negosiasi Sukses, RI Dapat Dukungan Ekonomi dari AS

JAKARTA  — Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat, di tengah ketegangan global akibat kebijakan tarif yang diperketat oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.

Dalam rapat terbatas yang digelar pada Jumat (27/6/2025), usai pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia, Presiden Prabowo Subianto membahas hasil negosiasi perdagangan dengan sejumlah menteri kunci.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengungkap bahwa perundingan antara kedua negara telah menunjukkan perkembangan positif. Negosiasi tersebut, menurutnya, mengedepankan pendekatan saling menguntungkan sebagai fondasi baru hubungan dagang bilateral Indonesia-AS.

“Terkait perkembangan perundingan tarif dengan Amerika Serikat yang telah berjalan dengan baik. Kedua negara sepakat untuk mengedepankan win-win solution dengan melihat aspek strategis hubungan ekonomi bilateral Indonesia dan Amerika Serikat,” ujar Seskab Teddy dalam keterangannya, Sabtu (28/6/2025).

Rapat terbatas itu juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

Diskusi berlangsung tertutup di Istana Merdeka dan difokuskan pada penguatan posisi Indonesia di pasar Amerika Serikat sekaligus mitigasi risiko dari kebijakan proteksionis global.

Seskab Teddy menyebut bahwa dukungan dari otoritas ekonomi AS memperkuat posisi Indonesia dalam memperluas kerja sama.

“Pemerintah juga telah mendapatkan dukungan dan respons positif dari US Secretary of the Treasury, Scott Bessent, dan United States Trade Representative, Jamieson Greer, terhadap inisiatif Indonesia untuk mempererat kerja sama ekonomi dengan AS,” jelasnya.

Menurut pengamat hubungan internasional, langkah Indonesia yang mengedepankan diplomasi ekonomi berbasis kepentingan bersama menjadi kunci dalam menavigasi tekanan tarif AS yang kontroversial.

Dalam beberapa tahun terakhir, administrasi Trump kembali menghidupkan kebijakan perdagangan unilateral, yang sempat menciptakan tekanan terhadap negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Namun, alih-alih bersikap konfrontatif, Indonesia memilih jalur negosiasi strategis. Hal ini menjadi penting untuk memastikan kelangsungan ekspor utama seperti produk tekstil, karet, furnitur, serta komponen elektronik, yang sebagian besar mengandalkan akses ke pasar AS.

Presiden Prabowo juga dikabarkan mendorong penyusunan kebijakan perdagangan baru yang responsif dan fleksibel, selaras dengan dinamika pasar global. Sumber internal menyebut bahwa pemerintah sedang menyiapkan kerangka kerja dagang bilateral yang berlandaskan prinsip economic resilience dan inklusivitas pasar.

Dengan tercapainya kesepakatan tarif berbasis win-win solution, hubungan ekonomi Indonesia-AS diharapkan tidak hanya bertahan dari gejolak global, tetapi juga berkembang menuju kemitraan strategis jangka panjang. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *